Oleh: Noorhalis Majid
Apa itu perang darat dalam politik, terutama masa kampanye yang panjang ini? Yaitu membanjiri ruang-ruang publik dengan berbagai alat peraga. Terutama baleho, stiker dan lain sebagainya, ditempel dimana saja yang mudah terlihat mata.
Tujuan utamanya, memberi tahu warga bahwa yang bersangkutan sedang menawarkan diri bertarung dalam politik. Silahkan gali, susuri, yang dalam bahasa anak muda disebut dengan tracking, yaitu melacak, memantau, menyusuri tapak atau lintasan, dalam hal ini jalan hidup yang sudah dilalui.
Kalau setelah ditracking ternyata tidak baik, jangan pilih orangnya. Pilih yang baik dan jelas-jelas saja, karena pasti masih banyak alternatifnya, agar tidak “membeli kucing dalam karung”.
Jangan terpengaruh pada banyak dan masifnya sebaran baleho. Itu hanya tampilan luar yang dapat dimakna bebas. Yang harus memberi pengaruh pada pilihan warga saat di bilik suara, tetaplah figur, sosok atau profil yang bersangkutan, agar pemilu semakin berkualitas.
Pun terkait perang udara yang membanjiri media sosial. Sebagus apapun kemasan yang sudah dibuat, itu hanyalah cara yang dipilih untuk memberi tahu klayak medsos, bahwa yang bersangkutan sedang menawarkan diri untuk dipilih. Langkah selanjutnya, warga harus mencari tahu siapa sosok sebenarnya dari yang bersangkutan.
Jangan terpengaruh kemasan. Itu hanya branding yang dibuat sedemikian rupa dan memang berutujuan mempengaruhi warga agar tertarik dan memilihnya.
Harus pula diingat, dalam media sosial ada hukum algoritma. Kalau kecendrungan hanya menyukai satu sosok atau satu figur, maka akan banyak informasi yang mucul tentang sosok dan figur tersebut, sementara figur lainnya tidak akan pernah muncul. Karenanya jangan mudah ge’er, bahwa sosok idola anda yang paling hebat.
Lebih baik cari tahu semuanya, tracking selengkapnya, sebab sekarang sedang terjadi perang darat dan udara. (nm)
Komentar