Terjawab lah Mengapa Kai Siran Disebut Wali Hidup




KAI Siran memang sudah ramai dikunjungi peziarah sejak beberapa bulan lalu. Namun sejak Ramadhan 2021 pondok beliau tertutup menerima tamu dan bahkan Kai Siran dikabarkan kerabatnya sedang sakit.

"Sebenarnya sejak Ramadhan beliau tidak lagi menerima tamu. Area ini baru akan dibuka bulan Muharram mendatang. Dan kebetulan beliau sedang sakit," ujar Hasan, di Desa Rantau Balai Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar, Kalsel, Minggu (1/8/2021).

Namun setelah dibisiki satu peziarah, maka maklum lah kolega Kai Siran sehingga mempersilakan masuk ke dalam hutan di mana Kai Siran sedang berbaring dalam pondok yang sangat sederhana.

Uniknya Kai Siran bangun dan menjawab salam delapan peziarah yang dipimpin Hj Henny. Meski berbicara sekadar perlu Kai Siran cukup lancar berdialog.

Ketika harapan peziarah agar Kai Siran lekas sembuh, beliau cukup mengangguk, "Ya."

Dialog lain misalnya. "15 tahun,"  katanya singkat begitu ditanya sudah berapa lama di hutan. Peziarah sudah mengerti sebenarnya beliau setengah bercanda dan tawadhu menutupi kenyataan bahwa beliau menurut sejumlah kalangan sudah lama di hutan itu bisa 50 tahun.

Beliau memberi sejumlah bungkus rokok yang sebagian sudah ia isap. "Silakan diisap dulu," ungkapnya ramah.

Kemudian beliau memberi doa, dan berkat satu persatu peziarah. Satu kesempatan juga mengijazahkan amaliyah tertentu.

Yang menarik, ketika ditanya benar kah beliau yang datang bersama Abah Guru Sekumpul dengan merangkul pundaknya dan mengundang ke sana, Kai Siran dengan singkat menjawab, "Ya tu (benar itu)."

Selepas itu Kai Siran pun menyerahkan oleh-oleh kepada pimpinan rombongan yang sudah dikabarkan sebelumnya akan menerima pemberian tersebut.

Penulis yang sekadar bagian rombongan pun diberkahi Allah karena diperkenankan mencium tangan beliau yang sangat wangi.


Padahal secara zahir beliau mengenakan pakaian kumal dan lusuh tinggal di pondok yang lebih mirip kemah dari terpal di mana kondisinya kurang layak.

Syukur lah, hampir semua peziarah tak terhalang dengan penampilan zahir Kai Siran. Bukan kah Allah lebih memandang hati si hamba ketimbang harta dan pakaian hamba.

Sedikit riwayat, Kai Siran diinfokan sebagai warga Rantau Balai. Kemudian beristri dan pindah ke Pengaron Kabupaten Banjar. Selepas bercerai beliau lalu pulang dan berkhalwat di pondoknya sekarang.


Ia sebenarnya mempunyai seorang putri bernama Sukinah yang banyak memiliki anak. Sukinah menurut penjaga pagar area pondok kerap mengunjungi ayahnya itu dalam sebulan 1 sampai 2 kali.

Sebelum tutup Ramadhan tadi, Kai Siran dikunjungi banyak peziarah tak hanya dari Martapura yang berjarak 1,5 jam perjalanan dengan kendaraan. Bahkan dari Hulu Sungai sampai Kaltim.

Sebagian peziarah ada yang datang sekadar mengambil berkat karena percaya kabar kewalian beliau. Dan ada pula sebagian kecil peziarah yang memang diundang khusus sejak di alam ruhani. Wallahu a'lam.

Komentar