Caleg Pesolek

(Ambin Demokrasi)


Oleh: Noorhalis Majid

“Kalau om jadi caleg dan harus membuat poster atau baleho, sebaiknya fotonya natural saja, foto apa adanya, tidak usah dibikin lebih ganteng atau lebih cantik, karena yang dicari adalah caleg bukan pesolek”, kata seorang anak muda memberi nasehat kepada kami. 

Kemudian kami bertanya, menggali pendapat anak muda tentang beberapa pemimpin daerah yang fotonya tersebar di banyak baleho, anak muda itu pun kembali mengungkapkan bahwa para pemimpin itu lebih memperlihatkan diri sebagai “pesolek”, bukan pekerja yang mencurahkan seluruh pikiran dan tenaga untuk warga dan daerahnya. Buktinya, tidak banyak perubahan yang sudah dibuat, tegas anak muda itu. 

Rupanya, anak muda juga mengamati berbagai baleho yang sudah ramai dengan foto-foto para caleg dan pemimpin. Tidak benar mereka acuh, tidak peduli, atau “kada bagaduh”. Ternyata mampu melihatnya secara kritis. 

Yang diminati anak muda sekarang adalah, pemimpin yang mau bekerja dan benar-benar bekerja. Begitu sibuknya bekerja, tidak mempedulikan soal “solek” dan tidak punya waktu bersolek. Sebab, walau semua waktunya habis untuk bekerja, pun belum tentu dapat menyelesaikan persoalan yang begitu besar. Apalagi bila sebagian tersita untuk bersolek. 

Kalau harus bikin baleho, buatlah foto yang natural, memperlihatkan potret keseharian dan tidak dibuat-buat, apalagi mendadak jadi sangat alim dengan simbol dan atribut keagamaan, atau dibuat seolah berwibawa. Ternyata bukan potret seperti itu disukai anak muda, justru foto apa adanya, yang memberi kesan tidak berjarak atau membuat tembok dengan warga pemilih.

Berapa banyak baleho-beleho tersebut mempengaruhi pilihan anak muda? Tanya kami lebih lanjut. “Tidak banyak om, itu pun kalau fotonya menarik. Lebih penting datang, ngobrol, dialog, dan ikut dalam aktivitas anak muda. Yang kami cari caleg, bukan pesolek om”, kata anak itu menegaskan. (nm)

Komentar