PDAM Intan Agak Aneh



MARTAPURA - PDAM Intan dinilai agak aneh oleh Badan Anggaran (Banggar) DPRD Banjar, karena ngotot minta suntikan dana segar dari Pemkab Banjar, namun diam-diam memiliki simpanan uang dalam bentuk deposito dan giro puluhan miliar.

Hal itu terungkap dalam rapat Banggar bersama tim anggaran eksekutif di Gedung DPRD Banjar yang diadakan malam Kamis hingga Kamis (8/10/2020) dinihari. "Ini kan agak aneh, sebelumnya meminta penyertaan modal puluhan miliar. Namun, isunya yang tanpa sepengetahuan dewan, PDAM katanya punya deposito puluhan miliar di bank. Apa itu benar," tanya Wakil Ketua DPRD Banjar Zacky Hafizie, politisi PPP.

Dirut PDAM Syaiful Anwar yang hadir mengakui bahwa pihaknya memang memiliki deposito di salah satu bank senilai Rp30 miliar dan Rp30 miliar lainnya dalam bentuk giro. Pihak PDAM agak tertutup menyebutkan nama bank tempat uang itu disimpan. "Jangan berbelit-belit, karena itu uang rakyat, sebutkan saja dimana tepatnya dana itu disimpan," sela Rofiqi, Ketua DPRD Banjar merangkap Ketua Banggar seakan tidak sabar. "Apa di Bank Kalsel Cabang Martapura," tanya politisi Gerindra ini. Pihak PDAM pun akhirnya mengiyakan setelah beberapa kali seolah menghindari menyebut nama banknya.

"Kita berharap agar perusahaan sehat tak hanya PDAM, semuanya yang BUMD tidak lagi menjadi bancakan oknum-oknum pejabat atau aparat. Semestinya penyimpanan uang dalam bentuk deposito maupun giro, eksekutif maupun legislatif harus mengetahui dan ada persetujuan tertulis," sergah Zacky. 

Ia agak heran juga, kalau sebelumnya, PDAM sempat mengusulkan penyertaan modal lagi dari Pemkab Banjar, namun di sisi lain diam-diam ternyata punya simpanan total Rp60 miliar.

Untung saja uang itu disimpan di bank milik pemerintah, dan seandainya khilaf menyimpan dana itu di bank swasta, maka tidak menutup kemungkinan petinggi PDAM akan terseret ke kasus pidana, sebagaimana pernah terjadi di masa lalu menimpa Yusni Anani, Sekda Banjar yang kedapatan menyimpan dana rakyat di bank swasta. "Uang itu aman saja, tidak usah khawatir, karena memang untuk sefty membiayai proyek pengembangan jaringan, juga sebagai dana back up operasional perusahaan. Jangan berpikiran macam-macam yang akan menimbulkan fitnah," kata Syaiful dengan wajah bersemu.

Kepala Bapenda Banjar Farid Soufian mengatakan bahwa 2021 PDAM diproyeksikan mesti menyetor PAD ke kas daerah sebesar Rp2 miliar. Namun, oleh Banggar, target itu masih kecil sehingga untuk perdana ini, PDAM diminta harus mempu setor ke kas daerah sebesar Rp3 miliar. "Yah, sebagai penglaris (awal), kami setuju akan menyumbang ke kas daerah Rp3 miliar pada 2021," tegas Syaiful yang kembali mengingatkan bahwa deviden mesti sesuai porsi penyertaan saham, baik Pemkab Banjar (45 persen), Pemko Banjarbaru dan Pemprov Kalsel.

PDAM kini memiliki pelanggan sebanyak 94.500 atau 65 persen cakupan layanan, tediri 47.000-an di Kabupaten Banjar dan setengahnya lagi di Banjarbaru. PDAM juga menyebutkan bahwa pendapatan PDAM sebulan berkisar Rp10 miliar lebih dengan belanja juga seimbang sekitar Rp10--12 miliar. Belanja terdiri dari gaji dan honor pegawai mencapai Rp1,4 miliar, penyusutan Rp2,7 miliar, biaya listrik dan bahan kimia penjernih air Rp1,5 miliar, dan lain-lain.


Komentar