Pewaris Nabi

Dikisahkan, kehidupan Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar RA, Umar bin khaththab RA, Utsman bin Affan RA dan Ali bin Abi Thalib RA sebenarnya sangat sederhana. Namun, hal itu bukan berarti mereka adalah orang miskin atau pemalas. Namun, kekayaan yang mereka miliki bukan untuk dinikmati sendiri, namun sebagian besarnya digunakan untuk mereka yang lebih berhak dan membutuhkan. Seluruh harta pun rela dikeluarkan demi kemaslahatan umat.
Sekarang ini, sejumlah orang yang disebut ulama dan ustadz, justru terkesan lebih memilih hidup mewah. Mereka berkilah bahwa apa yang diraih itu merupakan ganjaran Allah atas upaya mereka dalam berdakwah dan menolong agama Allah.
Padahal, mereka justru di suatu kesempatan tak keberatan dianggap pewaris Nabi dan sahabat Nabi.
Wahai ulama dan ustadz, sebaiknya sisihkan sebagian hartamu untuk kemaslahatan umat. Tak takutkah kamu terhadap ancaman Allah terhadap orang yang suka menukar ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, yakni harta dunia. Balasan bagi penolong agama Allah yang hak dan kekal adalah pahala dan surga.

Komentar

Anonim mengatakan…
Sudah saatnya kita harus mengembalikan fungsi, peran serta kedudukan ulama sebagai “Pewaris Para Nabi”. Agama harus diabdikan untuk tujuan dan kepentingan manusia dan kemanusiaan, yakni kemaslahatan dunia maupun akhirat (sa’adah fi al-daraen). Agama harus mampu melakukan transformasi sosial-budaya dengan ulama sebagai pelakunya. Ulama sudah sepatutnya memegang peranan mulia itu.
AP Tour mengatakan…
Trims Taufik atas komentarnya