Sedang Shalat, Suami Istri Dibacok Hingga Tewas
BANJARMASIN - Desa Pulang Kambang Taras Padang, Kecamatan Labuan Amas Selatan, HST Jumat (18/4) malam mendadak gempar, akibat mengamuknya seorang pengangguran, Itar (30).
Secara membabi-buta, Itar tanpa rasa malu atau kasihan, membacok siapa saja yang ditemuinya. Akibatnya, tiga manula, dua diantaranya suami istri yang sedang shalat sunnat di masjid tewas mengenaskan.
Korban tewas, adalah Jambri (80), H Jayadi (55) dan istrinya Hj Ampa (50). Sementara, korban kritis adalah Usman (75). Tersangka sendiri diamuk massa sehingga menderita luka parah di bagian kepala dan harus dirujuk ke RS Damanhuri Barabai.
Dari informasi yang dihimpun, Itar malam itu tanpa diketahui sebabnya, mengamuk. Amukan Itar yang diduga stres itu menjadi perhatian warga setempat.
Adalah Andi, seorang warga memberanikan diri coba menanangkan Itar. Namun, Itar justru menyerang Andi menggunakan celurit. Andi yang diperkirakan memiliki kemampuan bela diri ini mampu mengamankan celurit.
Tak reda juga, Itar malah mengambil lagi sebilah celurit, tak jauh dari celurit pertama. Ayunan celurit sempat melukai jempol tangan kanan Andi. Warga hanya terkesima melihat amukan Itar.
Meski kali ini Andi kembali berhasil merebut celurit, Itar justru semakin marah dan beringas, mengambil parang yang ada di dekatnya. Melihat hal itu, warga lari kocar-kacir menyelamatkan dirinya masing-masing.
Itar terus mengejar warga yang panik. Itar terus mengarah ke langgar Darussalam yang memang tak jauh dari rumahnya. Di sana, ada Usman yang sedang berada di halaman langgar.
Tanpa ampun, perut lelaki tua itu ditusuknya hingga ambruk bersimbah darah. Masih dengan amarah, Itar meringsek ke kediaman Jambri yang tengah terlihat duduk dalam rumah.
Kaca depan rumah pun diambrol Itar untuk mengejar mangsa berikutnya ini. Meski tak bersalah, Jambri pun menjadi sasaran ayunan parang Itar. Jambri juga diparang di dada kanan dan punggungnya.
Usai merobohkan Jambri, Itar terus setengah berlari layaknya orang kesetanan mencari-cari orang yang bisa dilukainya. Ia lalu mengarah ke Masjid Assyuhada yang berjarak kurang 100 meter dari lokasi keributan awal.
Di situ, Itar juga mengamuk sehingga membuat jamaah shalat Isya yang baru saja selesai shalat berjamah lari tunggang-langgang. Malang, sang imam masjid H Jayadi dan istri Hj Ampa tak sempat lari karena sedang menunaikan shalat sunnat ba'da Isya.
Tak peduli orang sedang shalat, Itar dengan beringas menebas parang ke punggung Hj Ampa hingga perempuan tua ini ambruk. Dari balik mukenanya, mengucur darah segar. Sejurus kemudian, giliran suami Hj Ampa diamuk Itar, hingga ususnya terburai dan punggungnya sobek.
Melihat ulah Itar yang sudah sangat di luar batas kemanusiaan, sejumlah warga pun secara bersama-sama mengeroyok Itar. Parang digenggaman Itar terlepas, dan warga beramai-ramai menghajar Itar hingga.
Tak lama datanglah aparat Polsek Pantai Hambawang yang berupaya meredakan amuk massa. Itar yang terluka di bagian kepalanya diamankan dan dilarikan ke rumah sakit.
Hj Ampa meninggal di rumahnya sebelum sempat dilarikan ke rumah sakit. Sementara suaminya, H Jayadi meninggal dua jam kemudian setelah sempat mendapat perawatan medis di RS Damanhuri Barabai. Jambri juga meninggal di rumah sakit tersebut. adi

Komentar

Anonim mengatakan…
apa kabarnya?
ternyata bayak jua kakawanan jurnalis yg baisi blog di sela kesibukan mencari berita.

Selain ikam ada Pak Yusran Pare (guru jurnalis BPost Grup), Denny (KP), Mercurius, Salman, Sophan (Barito Post cs). trus siapa lagi lah...?

Oya, mun ada waktu singgahi blog kawan di beladirikita.blogspot.com