MARTAPURA - Tak disangka dari 300-an petani ikan tambak kini hanya tersisa sekitar 200 saja, karena gulung tikar. Pasalnya, delapan tahun terakhir, petani tak memperoleh harga jual yang bagus karena "permainan" segelintir pembeli.
Dari pertemuan stake holder di Tambak Al Fatin, Cindai Alus, Sabtu (3/2/2024) ada kesimpulan harus ada wadah berbadan hukum seperti koperasi.
"Ya, koperasi lah yang nanti mewadahi para petani ikan agar tidak lagi dipermainkan oleh pelaku pasar," tegas H Hasnan Basuki Rahmat. Koperasi itu bakal dinamai Koperasi Cindai Alus Lestari yang utamanya bergerak di bidang produsen ikan.
Kabid Perkoperasian Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP) Banjar, Muryani Hastuti menyambut baik rencana pendirian koperasi yang kelak beramggotakan para petani ikan di Cindai Alus tersebut.
"Ini sangat bagus untuk mengatasi harga jual ikan yang kurang menguntungkan petani kala panen," tukas Tuti yang mewakili Kepala DKUMPP Banjar, Kencana Wati.
Penyuluhan terkait koperasi juga disampaikan tim dari DKUMPP yang diantaranya pemateri Furqon.
Senada, Kasi Pemerintahan Desa Cindai Alus Ibrahim berjanji akan support koperasi itu guna meningkatkan kesejahteraan petani dan warga Cindai Alus.
Dalam pertemuan tersebut, Sahrudin satu petani senior mengatakan, selama ini mengapa petani selalu rugi dan kalah "politik" dari pengepul yang jumlahnya cuma 20 adalah karena petani ikan tidak bersatu dalam satu wadah resmi lagi berbadan hukum.
Tentang latar belakang, Hasnan menimpali bahwanya alasan mendasar bagi terbentuknya koperasi ialah:
🡪 Harga jual produksi ikan yang tidak stabil.
🡪 Harga Jual ikan hasil panen , yang tidak sebanding dengan biaya produksi.
🡪 Harga jual ikan dari pembudidaya ikan yang dipermainkan oleh oknum
pelaku pasar .
🡪 Hal ini seringkali berimbas pada pelaku usaha yang mengalami kerugian
🡪 Bahkan mengakibatkan sejumlah pelaku usaha Kolam ikan Budidaya, yang terpaksa menghentikan usahanya atau “Gulung tikar”.
🡪 Imbas dari lalu lintas mobil angkutan ikan, juga menyebabkan jalan rusak.
Hasnan menambahkan bahwa visi dan misi koperasi yang mereka bina antara lain:
VISI 🡪 Membina dan menyejahterakan petani atau pelaku usaha budidaya ikan air tawar, serta meningkatkan taraf hidup Masyarakat di sekitarnya . Demi mencapai Desa Cindai Alus Menjadi Kawasan “Minapolitan ”.
MISI 🡪 1 . Membangun hubungan Kerjasama dengan berbagai instansi, diantaranya ;
- Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP), Kabupaten Banjar.
- Dinas Perikanan Kabupaten Banjar.
- Dinas PUPR Provinsi Kalsel dan Dinas PUPRP Kabupaten Banjar.
- Serta sejumlah instansi terkait lainnya .
2. Menjalin hubungan Kerjasama, antar pelaku pasar dan pelaku usaha
Kolam ikan Budidaya.
3. Menurunkan biaya produksi dan meningkatkan hasil produksi ikan, dari petani Kolam ikan Budidaya.
4. Menjalin Kerjasama dengan pelaku pasar dan pelaku usaha di bidang penyediaan bibit ikan, dan bahan baku, serta pakan ikan .
5. Melalui program corporate social responsibility ( CSR ) , Koperasi Cindai Alus Lestari akan mendukung program kegiatan sosial, olahraga, dan keagamaan di sekitar wilayah usahanya.
Sejumlah tokoh petani ikan pun seperti Herman, Runy dan lain-lain pun menyambut hangat pendirian koperasi tersebut mengingat keberadaannya sudah mendesak dan vital.
Komentar