Politik itu Jahat?



Oleh: Noorhalis Majid

“Kenapa anak muda tidak peduli dengan politik, sebab politik itu jahat”, kata seorang pelajar pemilih pemula yang menyampaikan pendapatnya, saat dialog politik diselenggarakan Ambin Demokrasi bekerjasama dengan Kesbangpol Batola, Selasa 26 Desember 2023. 

“Kenapa dianggap jahat?, sebab politisi sendirilah yang mengenalkan money politik, politisilah yang paling banyak melakukan korupsi, yang membuat berbagai kebijakan merusak dan menghabisi sumber daya alam, dan lain sebagainya. Semua itu adalah tindakan jahat, menghancurkan masa depan dan harapan anak anak muda”, lanjut anak muda tersebut.

Tentu saja pertanyaan menohok tersebut tidak serta merta mudah dijawab. Sebab bukan soal bagaimana menyederhanakan dan mencari kambing hitam dengan menuduh bahwa itu adalah perbuatan oknum, bukan politisi pada umumnya. 

Namun lebih dalam lagi, pada pertanyaan yang dilontarkan anak muda tersebut, tersirat trauma, krisis kepercayaan dan bahkan stigma yang tidak mudah memulihkannya. Akibatnya, siapa pun yang mengaku politisi tidak akan dipercaya. Mendengar politik saja, tergambar aura hitam legam penuh dosa dan kesalahan, mungkin demikian yang tersirat dari pertanyaan atau lebih tepatnya gugatan anak muda pada dialog politik hari itu.

Memang, kenyataannya ada pelopor yang memulai money politik sehingga semakin massif. 
Pun ada pelopor yang mengenalkan KKN (Kolusi Korupsi Nepotisme), lantas lahir berbagai kebijakan sarat kolusi, merusak sumber daya alam, dan fenomena itu sudah tak terbendung, tinggal memanen bencana – karena daya dukung lingkungan semakin berkurang. Pelopor tersebut adalah “politisi busuk” yang meraih kekuasaan bukan karena kopetensi, namun karena uang dan akses yang dimilikinya. 

Walau terlanjur dipersepsi jahat, cara menyudahinya juga harus dengan politik dan penegakan hukum. Karena itu, cari dan pilihlah politisi yang benar-benar bersih, yang tidak ada sangkut pautnya dengan berbagai bentuk kejahatan. (nm)

Komentar