Baleho Basapai, Tapi Minus Edukasi



Oleh: Noorhalis Majid

Hampir setiap pertigaan, perempatan, apalagi lokasi bundaran, puluhan baleho “basapai” saling menindis satu dengan lainnya. Masing-masing baleho seperti bertarung, berebut menonjolkan diri. Pemenangnya yang paling besar dan kokoh. 

Dalam satu kesempatan pendidikan politik, kami tanyakan kepada peserta yang semuanya pemilih pemula. “Apakah kalian mengenal semua caleg yang terpampang pada baleho tersebut?” “Tidaaakkkk”, jawab mereka kompak. “Apakah mereka pernah datang menyapa mensosialisasikan diri?”, lagi-lagi jawabnya “tidaaakkkk”. “Apakah kalian teredukasi dengan baleho-baleho yang sangat banyak tersebut?” “Kurang teredukasi”, lanjut mereka.

Disebabkan minimnya sosialisasi yang dilakukan penyelenggara Pemilu tentang siapa saja caleg yang bertarung dalam Pemilu, akhirnya mempersilahkan semuanya berkampanye. Cara yang dianggap paling efektif adalah dengan memasang baleho. Apalagi lokasi pemasangannya strategis, mudah dilihat banyak pasang mata.

Basapai, artinya tidak beraturan, bahkan berhamburan tidak karuan, tanpa estetika. Di negara-negara maju, alat peraga kampanye ini diatur sedemikian rupa, terutama menyangkut ukuran bentuk dan lokasi pemasangan, agar tidak terkesan seperti hukum rimba, siapa kuat dia menang. 

Apalagi ketika baleho yang “basapai” tersebut minim edukasi. Terutama terkait siapa sosok caleg yang sedang mengkampanyekan dirinya tersebut? Apa dan dimana sebelumnya berkiprah untuk masyarakat? Apa yang akan dilakukan bila kelak terpilih? 

Cukup informasi terkait tiga hal tersebut, sudah bisa menjadi referensi bagi warga menentukan pilihannya. Tentang jejak rekam, bisa digali dari jejak digital, walau itu pun pasti sangat terbatas. Namun menyangkut komitmen, tentu tidak tersedia, kecuali yang bersangkutan menyampaikannya dan memposting pada media digital yang dapat menjadi rujukan.

Kalau kampanye minus edukasi, sulit berharap pemilu akan berkualitas. Media masa, terutama cetak, elektronik dan digital, dapat mengambil peran ini. Membantu mendorong agar kampanye bermuatan edukasi, sehingga pemilu semakin bermutu. (nm)

Komentar