Mujizat Nabi Muhammad Menghidupkan yang Mati

Habib Husin Al Hadad



ORANG mati tak bisa hidup lagi. Begitulah umumnya yang terjadi di dunia ini. Namun jika Allah berkehendak, tak ada yang mustahil. Allah SWT berkuasa atas segala sesuatu.

Sebagaimana dikisahkan Habib Husin Al Hadad dalam ceramahnya pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di PTAM Intan Banjar, di Banjarbaru baru-baru tadi bahwa Rasulullah SAW memiliki mujizat bisa menghidupkan yang sudah mati.

Suatu ketika Rasulullah diundang oleh seorang miskin yang sangat lama menginginkan menjamu Rasulullah di rumahnya yang sangat sederhana. Dengan senang hati, Rasulullah pun bersedia.

Si miskin pulang dengan gembira dan mengabarkan kepada istrinya bahwa Rasulullah bersedia datang. Kemudian, si miskin tadi ke belakang rumah untuk menyembelih kambing yang tinggal seekor.

Setelah itu, ia menyerahkan kambing yang sudah dipotong dan diiris untuk dimasak istrinya. Rupanya, dua anak si miskin yang masih balita melihat pemotongan hewan tadi, lantas dengan kepolosannya bermain dengan pisau tajam, untuk main sembelih-sembelihan.

Sang adik lalu tersembelih sang kakak. Kakaknya lalu ketakutan dan lari namun naas, terjatuh dan tertimpa batu lalu meninggal juga.

Mengetahui hal itu kedua orangtuanya sedih. Namun, keimanan mereka tak ingin kalau jamuan untuk Rasulullah batal karena musibah tersebut. Mereka bertekad menyembunyikan nasibnya dan tetap berusaha suka ria menyambut Rasulullah. 

Singkat cerita, begitu masakan kambing sudah selesai tak lama Baginda Muhammad SAW tiba di kediaman pasutri miskin itu. Si miskin lalu dengan ramah menyambut tamu agung dan mempersilakan masuk.

Rasulullah lalu bersabda bagaimana kabar anak-anak si miskin. Si miskin menjawab bahwa anak-anak mereka baik-baik saja. 

Kemudian, Rasulullah kembali bertanya di mana anak-anak itu. Si miskin menjawab bahwa anak-anak sedang asyik bermain di kamarnya.

Rasulullah yang mulia lalu berucap bahwa ia belum akan makan tanpa bertemu anak-anak si tuan rumah, sehingga menyuruh si miskin agar membawa anak-anaknya ke sisi Rasulullah untuk makan bersama-sama.

Di tengah kebingungan antara senang dan sedih saling berkecamuk, si miskin dan istrinya pasrah dan tidak lagi hendak berdusta. Si miskin masuk ke kamar niat menjemput jenazah anak-anaknya. Dan, ajaib, anak-anak itu yang sebelumnya sudah terbujur meninggal, kini sedang asyik bermain-main.

Kaget bercampur haru dan gembira, si miskin lantas lekas-lekas menggendong kedua anaknya untuk dibawa segera bersama Rasulullah untuk makan bersama. Mereka semua lantas makan bersama dengan rasa puas dan gembira.

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani seperti dinukilkan dalam kitab al-Ajwibat Ibnu Hajar al-Asqalani ala Asilat Ba’dhi Talamidzihi menjawab pertanyaan sang murid, yaitu Ibnu Munjik Al Asyrafi, tepatnya pada 10 terakhir bulan Rabiul Awal 830 H.

Muridnya tersebut menanyakan kebenaran kisah tentang tujuh makhluk yang hidup kembali setelah mati atas perintah Allah Ta’ala.

Ibnu Hajar pun menjawab pertanyaan tersebut. Beliau mengatakan, berdasarkan sejumlah data yang dihimpun dari hadits-hadits nabi, terdapat makhluk yang hidup kembali setelah mati. Sebagian adalah manusia dan sebagian lainnya adalah hewan.

Indikasi hidup kembali itu terlihat lantaran makhluk itu melakukan aktivitas, seperti berbicara dengan lisan, melakukan aktivitas fisik, ataupun hidup layaknya sesamanya yang masih hidup.

Ada tujuh kasus kejadian luar biasa ini yang masing-masing terangkum di berbagai hadits. Sebagai contoh, di antara ketujuh peristiwa hidupnya makhluk yang sudah meninggal itu adalah sebagai berikut:

1. Hadits Anas bin Malik tentang seorang pemuda Anshar yang hidup lagi atas permintaan orang tuanya yang renta dan lanjut usia.

2. Kambing yang memberikan isyarat kepada Nabi Muhammad. Hewan itu memberitahukan kepada Rasulullah ﷺutuk tidak memakan dagingnya.

Hal ini karena tubuhnya mengandung racun yang dibubuhkan oleh seorang perempuan Yahudi. Kejadian itu terjadi di Khaibar dan tercatat di riwayat Abu Hurairah.

3. Peristiwa bayi perempuan yang telah dikubur hidup-hidup di sebuah lembah oleh orang tuanya sebelum masuk Islam. Setelah menjadi Muslim, ayahanda si perempuan mengadukan hal itu ke Rasulullah ﷺ dan menyatakan penyesalannya.

Bersama Rasulullah ﷺ, sang ayah menuju kuburan anaknya. Rasulullah ﷺ menyampaikan penyesalan sang ayah di depan makam anaknya. 

Sang anak menjawab dan menyatakan kerelaannya karena telah memperoleh tempat yang mulia di sisi-Nya.

4. Orang Mati yang Hidup Kembali: Kisah ini sama dengan kasus pertama. Hanya, di kasus ini pria yang bersangkutan adalah Ibrahim bin Nabith dari suku Asyja’i. Berbeda dengan laki-laki yang disebutkan sebelumnya, yaitu pria yang berasal dari Anshar saja. Allahulam bishawab. (ap/republika)

Komentar