Israel-Yahudi, Kaum Pembangkang Ajaran Nabi




YAHUDI atau Yudaisme berasal dari bahasa ibrani yaitu Yehuda. Yehuda adalah salah satu dari 12 putra Nabi Yakub AS (Israil/Israel). Seluruh keturunan Nabi Yakub AS itu dikenal dengan sebutan Bani Israil atau bangsa Israel. Yahudi itu sendiri adalah agama sekaligus bangsa keturunan bani Israil (Nabi Yakub AS). Semua orang yang beragama Yahudi adalah keturunan bani Israil, tapi tidak semua keturunan bani Israil beragama Yahudi.

Masa Nabi Ibrahim AS

Sejarah panjang dari bangsa Israel, dimulai pada tahun 2000 SM. Ketika itu hidup lah seorang nabi bernama Ibrahim di dalam sebuah keluarga penyembah matahari dan berhala di Kota Ur, Babilonia. Di sana Ibrahim berdakwah mengajarkan agama Tauhid. 

Berbagai upaya dilakukan nabi Ibrahim dalam dakwah agar penduduk negeri tersebut menyembah Allah SWT termasuk pada ayahnya sendiri yang merupakan pematung berhala. 

Dakwah Nabi Ibrahim pun tidak diterima dan akhirnya terlibat konflik antara nabi Ibrahim dengan Raja Namrud penguasa Ur, Bablionia saat itu. 

Setelah terlibat konflik dengan Namrud. Ibrahim memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahiran dan pergi mengembara ke negri Kan'an kemudian berpindah lagi ke Mesir karena terjadi musibah. Saat di mesir, Nabi Ibrahim berdakwah dan dihadiahi seorang istri bernama sarah yang kemudian menjadi istri keduanya kemudian kembali lagi ke negri Kan'an.

Nabi Ibrahim kemudian mendapatkan seorang anak dari Hajar dan diberi nama Ismail yang menetap di Hijaz dan menjadi nenek moyang bangsa Arab saat ini, yang kemudian ia bawa ke lembah Makkah untuk membangun ka'bah. Sedangkan dari istrinya Sarah, beliau mendapat seorang putra bernama Ishaq. Kemudian Nabi Ishaq menikah dengan Rifqo binti Batwail pada usia 40 tahun dan beliau mendapatkan anak kembar bernama Aishu dan Yakub.

Masa Nabi Yakub AS

Pada masa Nabi Yakub lah awal mula bangsa Israel muncul dan hanya terdiri dari satu kelompok keluarga di antara banyak kelompok keluarga yang hidup di tanah Kan'an (palestina) pada abad 18 SM. Nabi Yakub dikaruniai oleh Allah 12 orang anak, yakni Ruwaibil, Syam'un, Luwa, Yahuda, Isakhar, Zailun, Yusuf, Benjamin, Dan, Naftali, Had dan Asyir. Diantara kedua belas anaknya, Yakub paling mencintai Yusuf. Hal tersebut membuat para saudaranya cemburu dan berusaha untuk membuang Yusuf ke dalam sumur. 

Kemudian ia ditemukan oleh musafir dan dijual ke seorang penguasa Mesir pada saat itu. Di Mesir, nabi Yusuf sukses menjabat sebagai bendahara negara. Ketika bencana kelaparan di Kan'an, nabi Yakub beserta keluarganya pergi mencari makan ke Mesir, yang memiliki persediaan makanan yang cukup. Berkat peran Yusuf yang saat itu yang menjadi pejabat besar di Mesir, ia pun mengajak keluarganya untuk tinggal di Mesir. Seluruh anggota keluarga nabi Yakub diterima dengan baik di Mesir dan diberi lahan pertanian di bagian timur Mesir.  

Masa Nabi Musa AS

Pada abad 13 SM selama 400 tahun, populasi Bani Israel semakin bertambah, Allah SWT mengutus Nabi Musa AS dan Harun dari Bani Israel untuk berdakwah kepada Fir'aun kala itu. Fir'aun adalah seorang Ramses Agung penguasa Mesir yang kejam yang memperbudak orang-orang dari bani Israel dan membunuh anak-anak laki-laki dari keturunan Bani Israel.

Meskipun Musa dibesarkan oleh Firaun, namun ketika melihat penderitaan yang diterima kaumnya ia mulai tergerak untuk membela mereka. 

Upaya dakwah Musa dan Harun mendapat perlawanan yang luar biasa dari Fir'aun dan para tukang sihirnya sehingga Musa dan pengikutnya melarikan diri hingga ke laut merah dan nabi Musa dengan mukjizatnya membelah laut tersebut yang selanjutnya menenggelamkan Fir'aun beserta pasukannya. Setelah itu, nabi Musa dan pengikutnya pergi menuju Baitul Maqdis atau Palestina. 

Peristiwa terbebasnya bagsa Israel dari penindasan Fir'aun kemudian dirayakan dalam perayaan hari Paskah. Setelah upacara Paskah ini, bangsa Israel berangkat menuju semenanjung Sinai, di mana Musa memperoleh wahyu Taurat di bukit Sinai (Tur Sina).

Namun Musa bertemu dengan suatu kaum yang kuat yang berasal dari keturunan al Haitsaniyin, al Fazariyin dan al Kan'aniyin dan lainnya dari Palestina dan memerintahkan pengikutnya yaitu Bani Israel untuk memerangi mereka. 

Akan tetapi pengikut nabi Musa tidak mau mengikutinya dan Allah menyesatkan mereka selama 40 tahun. Dalam 40 tahun tersebut nabi Musa dan Harun meninggal dunia dan selanjutnya kepemimpinan bani Israil dipegang oleh Yusya' bin Nuun (Joshua) kemudian berhasil menaklukkan Baitul Maqdis. 

Perkembangan agama Yahudi dan masa Nabi Daud dan Sulaiman AS

Setelah berhasil menaklukkan Baitul Maqdis, di Palestina ini lah agama tauhid Bani Israel pada perkembagannya berubah menjadi agama Yahudi. Perubahan tersebut berlangsung sejalan dengan perkembangan bangsa Yahudi. 

Joshua atau dikenal juga dengan Yusya' bin Nuun adalah seorang yang saleh dari Bani Israel yang juga murid Nabi Musa, yang menggantikan Musa sebagai pemimpin Bani Israel (1280-1200 SM) telah berhasil merebut tanah Kan'an dari orang-orang Kan'an. Ia lantas mengatur negeri itu dengan sistem pemerintahan para Qadi.

Setelah berhasil menguasai Kan'an, Bani Israel menjadi lupa pada perjanjiannya dengan Tuhan. Mereka mulai terpengaruh dengan adat istiadat penduduk asli Kan'an. Akibatnya, mereka semakin menyeleweng dari ajaran Musa, bahkan di antara mereka mulai menyembah kembali patung sapi emas.

Setelah Yusya' bin Nuun wafat, Bani Israel terpecah belah. Isi kitab suci Taurat berani mereka ubah dan ditambah-tambahkan. Mereka mengalami tiga masa yakni masa kehakiman, masa kerajaan dan masa perselisihan. 

Masa kehakiman adalah masa dimana seorang hakim menentukan segala keputusan yang ada pada kaum tersebut.  Masa kerajaan yakni masa dimana Nabi Daud mengalahkan Thalut dan kemudian menjadi raja di negeri tersebut dan selanjutnya diteruskan oleh putranya Nabi Sulaiman. Dan masa perselisihan terjadi setelah nabi Sulaiman meninggal dunia. Setelah nabi Sulaiman meninggal, terjadi perselisihan antara 

Rahbi'an bin Sulaiman dengan Yarbi'an bin Nabat. Dan kemudian Rahbi'an dan keturunan Yahudza serta Benyamin yang merupakan putra nabi Ya'qub, mendirikan negara yang bernama Negara Yahudza dan beribukota di Baitul Maqdis. Disebutkan juga bahwa penduduk negeri ini adalah keturunan Daud dan Sulaiman.

Sedangkan Yarbi'an bin Nabath bersama dengan 10 keturunan yang tersisa mendirikan suatu negara yang kini dikenal dengan negara Israil di sebelah Palestina bagian utara dengan ibu kotanya adalah Nablus. Merekalah yang kemudian dinamakan dengan orang-orang Syamir sesuai dengan nama gunung yang berdiri disana.

Masa Penjajahan Babilonia

Pada kira-kira tahun 586 SM Raja Babilonia, Nebukat Nashar, berhasil menduduki Palestina dan mengusir penduduknya serta menghancurkan negara Yahudza dan mereka memenjarakan orang-orang Yahudi dan membawanya sebagai tawanan dan budak ke Babilonia. Pada tahun 538 SM, raja Persia, Kursy berhasil menaklukan Babilonia dan membebaskan para tawanan Yahudi yang kemudian sebagian dari mereka kembali Palestina.

Masa Nabi Isa AS

Sekitar tahun 135 SM, bangsa Romawi pada masa kepemimpinan Adryan berhasil mengalahkan revolusi yang dilakukan oleh Yahudi dan mengusir mereka dari Palestina dan akhirnya mereka terpecah belah di berbagai tempat di bumi. Sebagaimana firman Allah SWT, "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa Sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksa-Nya, dan Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. Al A'raf : 167)

Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)." (QS. Al A'raf : 168).

Masa Pendudukan Bangsa Romawi

Saat Palestina berada dalam kekuasan Romawi ini, Allah SWT mengutus Isa AS sebagai Rasul kepada Bani Israil, sebagaimana firman Allah SWT, "Seorang rasul kepada Bani Israil yang akan mengajak mereka untuk beriman dan memperbaiki kerusakan yang ada. Dan seruan ini disambut oleh sebagian bangsa Yahudi dan membagi mereka menjadi dua yakni golongan pertama yang mengikuti nabi Isa yakni Nasrani dan yang kedua adalah Yahudi yang tidak mau mengikuti ajaran nabi Isa AS. 

Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT berikut, "Lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir." (QS. Ash Shaff : 14). 

Tentara Romawi saat itu beserta ulama Yahudi kemudian mencari nabi Isa AS dan berusaha untuk menyalibnya. Padahal Allah telah mengangkat nabi Isa AS ke langit dan menjadikan seorang pengikutnya yang ingkar yakni Yudas, memiliki rupa yang sama dan kemudian ia dihukum salib karena disangkakan sebagai nabi Isa AS.

“Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap rasul datang kepada mereka dengan membawa apa yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, (maka) sebagian (dari rasul itu) mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.” (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 70).

Kekejaman Yahudi, sebagian (dari rasul itu) mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh. Al Quran menyampaikan bahwa kaum Yahudi telah membunuh para nabi, tetapi tidak disebutkan secara eksplisit berapa jumlahnya. Bani Israil dikenal sebagi kaum yang sesat yang tak segan-segan membunuh para nabi. Sebagian ahli tafsir seperti Tafsir al-Baidhawi menyebutkan beberapa nama nabi yang dibunuh Bani Israil. “Mereka membunuh Isaia (Yesaya), Zakariya , Yahya dan nabi-nabi yang lainnya yang mereka tahu itu tidak dibenarkan,” ujarnya. Allah juga menyebutkan bahwa mereka telah berupaya untuk membunuh Nabi Isa AS, namun tidak berhasil.

Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. ( QS an-Nisa: 157)

Masa Nabi Muhammad SAW

Tak hanya itu, mereka juga berupaya membunuh Nabi Muhammad SAW, namun gagal. Ketika beliau sedang tidur, ada Yahudi yang hendak menjatuhkan batu besar ke badan beliau, dilemparkan dari atas rumah. Termasuk ketika beliau diundang wanita Yahudi 

Khoibar untuk makan daging kambing, ternyata sudah dibubuhi racun. Namun, beliau muntahkan dan tidak jadi menelannya, karena tulang kambing panggang itu menyampaikan kepada Nabi SAW bahwa dia telah dibubuhi racun. Ibnul Qayim dalam buku berjudul “Hidayah al-Hayara” ketika menyebutkan generasi yang datang setelah Musa , mereka adalah pembunuh para nabi. Mereka membunuh Zakariya dan putranya, Nabi Yahya dan banyak nabi-nabi yang lainnya. “Hingga dalam waktu sehari mereka membunuh 70 nabi, lalu mereka mengadakan pasar di sore hari, seolah-oleh mereka tidak berbuat kesalahan apapun,” ujarnya.

Di antaranya adalah pembunuhan terhadap Nabi Yahya dan percobaan pembunuhan terhadap Nabi Isa.
Nabi Yahya dibunuh karena menegur Herodes Antipas, Raja Yahudi yang menjadi bawahan Romawi. Herodes Antipas menikahi mantan istri saudaranya, padahal saudaranya tersebut masih hidup, di mana hal ini melanggar hukum Taurat. (Markus 6:18)

Sedangkan Nabi Isa hendak dibunuh karena kerap mengkritik ahli-ahli Taurat dan imam-imam Bait al-Maqdis di masanya, disebabkan perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ajarkan. (Matius 23:3)
Nabi Isa juga berkata kepada ahli-ahli Taurat di masanya,

“Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka.”
“Dengan demikian kamu mengaku, bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya.” (Lukas 11:47–48)

Saat orang yang diserupakan dengan Nabi Isa ditangkap dan dibawa ke Sanhedrin (Mahkamah Agama), imam-imam Yahudi mencari kesaksian palsu supaya ia dihukum mati, termasuk menuduhnya hendak merubuhkan Bait al-Maqdis. (Matius: 26: 59–61)

Namun, Allah Ta’ala telah menyelamatkannya sebelum peristiwa tersebut. ا“Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. An Nisaa’: 158). Kekejaman Yahudi disampaikan dalam Quran, bukan berarti harus membenci Yahudi, tapi waspada itu lebih baik dan tidak harus kerja sama dan membina hubungan dengan Yahudi.

Sampaikanlah kisah kisah untuk dijadikan ibrah (pelajaran). “Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 176) Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah kisah terdahulu.(berbagai sumber)

Komentar