Hampir 200 Outlet di Pasar Martapura Tutup, Mengapa?

Gusti Andre


MARTAPURA - Kondisi Pasar Martapura makin ke sini makin sepi seiring tutupnya sejumlah outlet, menyusul sepinya pengunjung ke pasar terbesar di Kabupaten Banjar tersebut. Ini tidak terlepas dari kondisi perekonomian pasca pandemi Covid-19 yang masih belum begitu pulih.

Jumat (22/9/2023), Direktur Perumda Pasar Bauntung Batuah (PBB), Rusdiansyah SE melalui Humas-nya Gusti Andre membenarkan bahwa ada kecenderungan para pedagang menutup outlet-nya karena sepinya pengunjung dan pembeli di Pasar Martapura.

Dari data, sebelum pandemi, 2020 tercatat ada 776 outlet. Sementara dari pembaharuan data terkini, cuma ada 596 outlet saja yang masih aktif. Ini berarti ada sekitar 180 outlet yang tutup atau tidak aktif lagi. Tentu saja hal ini memprihatinkan.

"Tampaknya, dampak pandemi Covid-19 lalu membuat perekonomian warga terdampak. Terlihat dari mulai sepinya pengunjung pasar. Imbasnya, para pedagang pun sepi pemasukan lalu menutup outletnya," imbuh Andre.

Selain itu, perdagangan via online di sejumlah situs perdagangan sedikit banyaknya juga memicu sepinya pasar nyata seperti Pasar Martapura. "Kondisi ini sepertinya juga terasa di daerah-daerah lain, di mana seperti Pasar Tanah Abang Jakarta juga mengalami sepi pengunjung dan banyak toko-toko ditutup pedagangnya," bebernya.

Ia mengaku memang diperlukan langkah-langkah oleh Perumda PBB dan stake holder terkait untuk menemukan solusi agar pasar kembali ramai pengunjung. "Tentunya ini akan dirembukkan di jajaran petinggi PBB. Mudah-mudahan ditemukan solusi terbaik," harapnya.

Iman satu pedagang pakaian di Pasar Martapura mengatakan bahwa sudah cukup lama pasar sepi pengunjung. "Siring dalam tiga hari tak ada satupun pakaian yang laku. Bahkan yang parah, dalam seminggu bisa cuma selembar yang bisa terjual," lirihnya.

Komentar