POLITIK, JANGAN SAMPAI TASANDA PAHUMAAN

(Ambin Demokrasi)



Oleh: Noorhalis Majid

Tidak ada yang menyangkal, politik pasti memerlukan biaya. Sebab, kalau ada yang mengatakan tidak berbiaya, banyak yang tidak percaya. Bantahnya, minimal biaya adminsitrasi mengurus syarat-syarat, plus biaya operasional, plus biaya lain-lain yang tak terbatas, plus, plus, plus.  

Betul berbiaya, tapi jangan pula berlebihan, hingga money politik, sogok sana – tapal sini. Jilat sana, ambung sini. Memaksakan diri memperataruhkan segalanya. 

Paribasa Banjar menyindirnya, “jangan sampai tasanda pahumaan”, maksudnya, habis semua dipertaruhkan, hingga warisan dan asset yang paling berharga. 

Kenapa “pahumaan” menjadi ilustrasi? Karena bagi masyarakat agraris, inilah harta paling berharga. Tanah menjadi sumber penghidupan yang harus digarap untuk makan sepanjang tahun. Modal produksi satu-satunya bagi petani. Karena tanah begitu penting, mustahil digadaikan untuk hal-hal yang tidak perlu. Kecuali pada soal paling prioritas, baru akan dipertaruhkan.

Namun, bila terlalu ambisius mengejar sesuatu, mungkin saja berani mempertaruhkan segalanya, sampai tidak ada yang tersisa untuk bertahan hidup. Termasuk ambisi mengejar jabatan politik, memungkinkan berani mempertaruhkan apa saja yang dimiliki. 

Ungkapan ini tentu tidak selalu bermakna negatif. Bisa pula berarti positif. Menggambarkan kesungguhan. Karena sangat serius, apapun mampu diberikan dan dipertaruhkan, termasuk yang paling berharga, asal tujuan tercapai. 

Entah kemudian berhasil atau gagal, yang pasti menjadi pelajaran berharga, bahwa ada pengorbanan yang sangat besar telah dipertaruhkan, karenanya jangan sia-siakan pengorbanan tersebut.
 
Kalau demi sesuatu yang memang sangat penting, seperti pendidikan, kesehatan atau keselamatan dan nama baik keluarga, tentu tidak ada masalah bila semuanya dipertaruhkan. 

Namun, kalau hanya demi mengejar jabatan dan ambisi politik yang belum pasti, dan mungkin belum tentu membawa kebaikan, sebaiknya mesti berhitung lebih lama dan lebih cermat lagi, dari pada tasanda pahumaan. (nm)

Komentar