Harga Diri Politik

(Ambin Demokrasi)



Oleh: Noorhalis Majid

Dalam diskusi Forum Ambin Demokrasi, Sabtu 29 Juli 2023, terungkap satu kesimpulan yang sangat menarik, bahwa ‘politik mudah sekali kehilangan harga diri”, hina dan dihinakan, semuanya bisa dibayar dengan uang, dan politisi yang terlanjur pasrah dengan hinaan tersebut, mengaminkan bahwa politik tanpa ‘kemewahan’ sama dengan percuma – tidak dianggap. 

Kalau kesimpulan itu benar, maka yang akan duduk pada panggung-panggung politik hanya yang berduit, atau orang yang disponsori cukong berduit, posisinya sebagai politisi mengamankan segala keinginan yang mensponsorinya. 

Berduit tentu tidak masalah, bahkan sangat bagus. Namun mengatakan politik itu wajib hukumnya mewah dengan memerlukan jumlah dana besar, tentu suatu penghinaan. Bukan saja menghina ‘integritas, kerja keras dan kewarasan’ para politisi, namun juga para pemilih yang menginginkan demokrasi berjalan lebih baik, jujur dan adil. 

Pasti jujur dan adil dalam Pemilu, bukanlah retorika belaka. Di antara semua pemilih, masih lebih banyak ingin politik berjalan baik, jujur, tidak ‘menuhankan’ uang dan mengabaikan semua nilai yang membawa pada kebaikan. 

Apalagi generasi milienial dan Gen Z, yang jumlahnya pada Pemilu nanti mencapai 60%, tentu bukan generasi yang mudah ‘disuap’ – dengan segala gairah dan ‘kemudaannya’, akan menempatkan diri sebagai pemilih cerdas. Bukankah setiap waktu – menurut riset lebih dari 8 jam, kerjanya berselancar di dunia maya. Sebelum memilih seseorang, pastilah melacak terlebih dahulu jejak rekam dan profil politisi yang didukungnya. 

Selain itu, dalam berbagai riset menyangkut ‘money politik’, disebutkan dua kesimpulan yang harus diingat. Pertama, 60% uang yang disebarkan untuk money politik tidak sampai pada kelompok sasaran yang dituju, uang tersebut habis atau dibajak para perantara yang disebut ‘tim sukses’; Kedua, 65% money politik tidak berdampak pada pilihan para pemilih. Tetap saja pilihan sesuai hati nurani pemilihnya, sebab masih banyak yang memiliki harga diri. Semoga! (nm)

Komentar