Penyelenggara Haul "Akbar" "Kataguran"




KELUARNYA pemberitahuan dan imbauan dari H Muhammad Amin Badali dan H Ahmad Hafi Badali yang antara lain isinya mengkritik adanya kata "akbar" konon kabarnya membuat penyokong haul "akbar" Abah Guru Sekumpul di tempat pejabat tertentu seperti "asa muha ditapas".

Pemberitahuan dan imbauan itu hanya beberapa saat usai acara Haul ke-18 Abah Guru Sekumpul di Mushalla Ar Raudhah Sekumpul, Martapura (29/1/2023).

Kedua putra itu berharap tak lagi ada gelaran haul ayahndanya dilabeli kata "akbar" yang bisa membiaskan makna haul itu sendiri.

Kedua putra Abah Guru Sekumpul tegas membolehkan saja haul ayahnda digelar di tempat lain, tentunya dengan memperhatikan pesan Abah Guru Sekumpul dahulu agar sejalan dengan keinginan ayahndanya.

Hal itu tak lain agar haul tidak bercampur dengan hal-hal yang bisa menodai haul itu sendiri yang jelas bertentangan dengan keinginan ayahnda Badali bersaudara. 

Tak bisa dibantah memang kalau Abah Guru Sekumpul tidak ingin hal-hal lain itu menjadi sebab perpecahan umat. Sehingga hal-hal lain tersebut  sangat dihindari oleh beliau di masa hidupnya.

Sayangnya tokoh ulama tertentu ikut latah menyebut haul "akbar" pada gelaran haul tersebut dan kabarnya banyak yang ikut menyokongnya.

Semoga imbauan Badali bersaudara bisa menjadi acuan kita semua dalam melaksanakan haul Abah Guru Sekumpul di tempat lain dengan lebih baik.

Saya meyakini Badali bersaudara senantiasa dibimbing ayahndanya yang berpangkat wali kutub bahkan tak sedikit yang meyakini beliau pemegang pangkat Quthubul Ghauts.

Sehingga penting memang untuk selalu terhubung kepada Abah Guru Sekumpul agar tidak keliru langkah meski dalam pemikiran kita yang terbatas ini seolah langkah itu tak masalah.

Badali bersaudara menurut saya sudah pada level dianugerahi ilmu laduni yang satu ilmu itu saja melebihi hafalan 1.000 kitab.

Lalu bagaimana kita semestinya yang tak punya kemampuan selalu terhubung? Mungkin manut pada yang terhubung saja lah sebaiknya. 

Langkah ego, syahwat kekuasaan,  ambisi diakui umat, lebih banyak akan menjebak kita pada fatamorgana dunia. Akhirat lah tujuan yang sejati. 

Semoga kita semua diampuni dan dirahmati Allah SWT dengan hak Rasulullah SAW dengan berkat mencintai Abah Guru Sekumpul. Aamiin. (ap)





Komentar