Abah Guru Sekumpul Sangat Pemurah dan Pemaaf



GURU Sekumpul Sangat Pemurah
DARI Haul ke-18 Abah Guru Sekumpul di Ponpes Darul Ulum Amuntai, HSU, Kalsel, puluhan ribu jemaah memadati haul wali Allah lagi Qutubul Ghuts zaman ini, Rabu (25/1/2023) malam.

Bahkan Imam Mushalla Ar Raudhah Martapura KH Sa'duddin Salman berkenan memimpin maulid Al Habsy hingga menyampaikan sedikit riwayat ulama besar bernama Syaikh Haji Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari itu.

Orang kepercayaan Abah Guru Sekumpul ini menjelaskan bahwa sedikit akhlak Sohibul Haul ialah pemurah lagi peramah.

Pemurahnya Abah Guru Sekumpul menurut KH Sa'duddin tak kepalang. Bahkan sebelum wafat ia diamanhi kelak bila beliau wafat disuruh membagi-bagikan sepertiga harta Abah Guru Sekumpul. "Jumlahnya sangat banyak, miliaran," terangnya.

Bila ada haul wali bahkan Abah Guru Sekumpul kerap membantu dengan nilai yang tak sedikit, barulah beliau datang ke undangan haul.

Rehab kubah Datu Kalampayan juga tak luput dari bantuan langsung Abah Guru Sekumpul. "Masih banyak lagi namun tak mungkin ulun uraikan karena akan panjang," ujar Guru Sa'duddin.

Begitu juga tentang akhlak pemaafnya, Abah Guru Sekumpul ini sudah pada level khawasul khawas yakni musuh dan pembenci malah dibalas dengan kebaikan.

Berbeda kalau orang khawas bila dijahati tak membelas. Begitu juga kelas mukmin masih dibolehkan membalas.

Doa dipercayakan kepada Habib Sulaiman Al Idrus. Tampak segenap guru dan pengurus Yayasan seperti Mualim H Rahmani Ponpes Darul Ulum Amuntai khidmat mengikuti acara yang seolah-olah rasa Sekumpul ada juga di Amuntai.

Pasalnya sebagian besar guru-guru Darussalam hadir juga beberapa penerbangan Sekumpul ikut menggiringi syair.

Berkait sempat kontroversi mencium nisan Abah Guru Sekumpul yang wafat 10 Agustus 2005 atau 5 Rajab, Guru Sa'aduddin menemui betul karamah Abah Guru Sekumpul.

"Ada kitab yang belasan tahun diserahkan sebelum beliau wafat yang kata beliau simpan dan suatu saat akan berguna. Ternyata dalam kitab itu ada membahas soal mencium nisan makam aulia yang ternyata makruh, bukan syirik apalagi haram," cetusnya. (ap)

Komentar