KONI Banjar Targetkan 3 Besar di Porprov HSS




BANJAR - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Banjar memasang target tiga besar bagi kontingen Banjar yang tampil di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalsel di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, November mendatang.

Hal itu disampaikan Ketum KONI Banjar M Rofiqi dalam rapat konsolidasi bersama cabang olahraga di Gedung DPRD Banjar, Sabtu (2/7/2022).

Didampingi Sekum Irwan Bora, Rofiqi berpesan agar cabor-cabor unggulan seperti silat, karate, panjat dinding, binaraga dan lain-lain supaya mulai melakukan persiapan kepada para atletnya guna meraih hasil maksimal, minimal seperti Porprov 2017 di Tanjung, Tabalong.

Meski begitu, pria yang juga Ketua DPRD Banjar ini meminta dukungan dari Pemkab Banjar dalam hal sokongan dana yang sejauh ini masih dirasa minim oleh hampir seluruh cabor.

"Membangun tak cukup hanya membangun infrastruktur tetapi penting juga membangun pemuda-pemudinya melalui olahraga. Saya kira pemerintah harus memperhatikan lagi dunia olahraga kalau ingin olahraga dan daerahnya menjadi maju," cetusnya.

Ia setuju kalau anggaran olahraga sebagaimana amanat UU Sistem Keolahragaan Nasional yang juga diperdakan mesti 1 persen dari total anggaran.

Hanya saja, menjelang Porprov HSS potensi dana hibah dari Pemkab Banjar ke KONI sebesar Rp4,8 miliar belum turun sehubungan polemik kemarin di tubuh KONI.

Ia berharap dana hibah itu segera cair sehingga KONI dan induk organisasi bisa bergerak mempersiapkan segala sesuatunya demi kesuksesan kontingen.

Sementara Irwan Bora mengatakan bahwa pihaknya juga masih melobi KONI Kalsel agar memasukkan cabor potensial seperti kempo, judo dan taekwondo di ajang Porprov.

"Mengingat tuan rumah mengalokasikan hanya 28 cabor yang mana cabor andalan kita ada yang tak termasuk di dalamnya," ungkap Irwan.

Politisi Gerindra ini berharap dengan kepengurusan yang baru dan didukung juga oleh Bupati Banjar Saidi Mansyur yang hobi olahraga, dunia olahraga semakin maju.

Video terkait:

"Semoga dahulu di mana banyak atlet berprestasi kita yang menyeberang ke daerah lain karena minimnya pembinaan tak terjadi lagi. Kalau perlu berprofesi atlet pun bisa untuk hidup, sehingga pemuda tertarik untuk menggeluti olahraga," imbuhnya. (ap)

Komentar