Stakeholder Maklumi Kenaikan Tarif PTAM Intan



BANJARBARU - Sejumlah stakeholder tampaknya memaklumi kenaikan tarif air minum yang dikelola PTAM Intan Banjar yang akan berlaku efektif Juli 2022 ini berlaku.

Hal itu terungkap dalam sosialisasi terakhir yang digelar PTAM Intan di Gedung PTAM Intan, di Banjarbaru, Rabu (29/6/2022). 

Hadir dalam acara Komisaris Utama PTAM Intan, HM Hilman, Dirut PTAM Syaiful Anwar, Ketua Komisi II DPRD Banjar M Zaini, perwakilan pelanggan, sejumlah LSM, perwakilan jurnalis dan lain-lain.

Aliansyah koordinator LSM mengatakan bahwa pada prinsipnya mereka memaklumi kenaikan tarif air minum di tengah situasi kenaikan berbagai bahan baku pengolahan air.

"Di samping itu PTAM memerlukan dana yang tak sedikit guna memperluas jangkauan dan memelihara instalatirnya yang kita tahu masih banyak yang memerlukan perbaikan," tukasnya.

Senada, Burhanudin atau Udin Palui juga sepakat dan menyetujui kenaikan tarif asalkan PTAM memperbaiki pelayanannya. "Tentu kita berharap, kenaikan tarif dibarengi juga dengan meningkatnya kualitas pelayanan. Semoga semakin berkurang kebocoran pipa yang menurut kita mesti diminimalisir sehingga tidak sampai merugikan," bebernya.

M Zaini menambahkan, secara pribadi ia menilai, jika stakeholder tidak keberatan dengan kenaikan tarif, maka tidak cukup alasan pihak dewan untuk tidak ikut menyetujui kenaikan tarif ini. 

Sementara Hilman mengatakan, kenaikan tarif sudah melalui rujukan peraturan yang berlaku terutama Permendagri No 21 Tahun 2020 tentang Tarif. "Kenaikan tarif sudah mempertimbangkan fungsi sosial dan tentu tidak melupakan orientasi profit. Intinya, tarif bawah Rp4.200 bagi masyarakat berpenghasilan rendah sebenarnya tidak naik. Tarif tidak berbeda sejak 2012, terkecuali pada tarif dasar  menyesuaikan menjadi Rp9.000, tarif penuh Rp11.500 dan tarif kesepakatan untuk dunia usaha menjadi Rp20.000. Rata-rata naik cuma 20 persen. Untuk Kalsel dibanding daerah lain, kita masih yang terkecil prosentase kenaikannya. Ada daerah lain yang naik di atas itu hingga 100 persen," jelas pria yang juga Sekda Banjar ini.

Sementara Fahmi dan Adi Permana dari Forum Jurnalis Banjar menyarankan agar ke depan, penentuan tarif lebih perencanaannya banyak melibatkan stakeholder, sehingga diperoleh angka tarif yang lebih realistis dan tentu saja bisa menyumbangkan PAD yang signifikan.

Dirut PTAM pun mengucapkan terima kasih atas pengertian dan dukungan semua pihak, yang menurutnya sangat penting guna mengembangkan PTAM ke arah yang lebih baik dan berkontribusi positif untuk pemenuhan dasar masyarakat yang kini sudah mencapai 104 ribuan sambungan. 

Sebelum ini, PTAM setiap bulan harus mengalami defisit lebih dari Rp1,5 miliar, atau setahun Rp19 miliar lebih. Secara pendapatan per tahun Rp125 miliar lebih namun pengeluaran untuk biaya operasional lebih dari Rp143 miliar. (ap)



 

Komentar