Vladimir Putin |
GAMBAR satelit dari perusahaan Maxar Technologies menunjukkan konvoi militer Rusia sepanjang 64 kilometer, Senin (28/2), mengepung ibu kota Ukraina, Kiev, Senin (28/2). Sebelumnya, Maxar memprediksi konvoi ini hanya memiliki panjang 27 kilometer.
Maxar menuturkan, konvoi militer besar ini membawa kendaraan lapis baja, tank, artileri, dan kendaraan logistik lain, dikutip dari CNN. Perusahaan tersebut juga menyampaikan, data dan gambaran satelit yang didapatkan menunjukkan konvoi ini terlihat dari pangkalan udara Antonov (sekitar 17 km dari pusat kota Kiev), hingga wilayah utara Pribyrsk, Ukraina.
Kota Pribyrsk disebut lebih dekat ke perbatasan Ukraina-Belarus dan reaktor nuklir di Chernobyl, dibandingkan ke Kiev.
Selain itu, Maxar melaporkan gumpalan asap terlihat di beberapa rumah dan bangunan di wilayah Ivankiv, yang mana berada dekat dengan jalan yang ditempati konvoi ini. Meski demikian, masih belum jelas apa yang menyebabkan gumpalan asap tersebut.
Menurut Maxar, beberapa jalan juga mengalami kemacetan akibat dipenuhi kendaraan militer. Pada Minggu (27/2), Maxar menghitung panjang konvoi di dekat Ivankiv ini mencapai 5,6 kilometer.
Sejak beberapa hari lalu, pasukan Rusia dikabarkan terus bergerak ke arah ibu kota Ukraina. Ledakan dan tembakan kerap terdengar di dekat Kiev menyusul pergerakan militer Rusia ini.
Beberapa warga bersiap berperang melawan Rusia, begitu pula para pejabat negara itu, termasuk Presiden Volodymyr Zelensky.
Sementara itu, lebih dari 500 ribu orang mengungsi dari Ukraina akibat invasi Rusia ke negara itu.
Vladimir Putin menyebut negara Barat telah berjanji pada 1990 bahwa NATO tidak akan memperluas infrastruktur satu inci pun ke arah timur. Namun, Putin kecewa sebab kenyataannya NATO tetap melakukan ekspansi tersebut.
Usai perang dunia II, dunia dihadapkan pada perang dingin antara Blok Barat (NATO) dan Blok Timur (Pakta Warsawa). Uni Soviet pada tahun 1990-an sebagai inti kekuatan Pakta Warsawa mesti runtuh seiring krisis ekonomi yang melanda, juga keinginan rakyat yang menghendaki demokrasi. (cnn/pikiranrakyat)
Komentar