Sebagian Pedagang Martapura "Mucil", Pol PP Kemana Ya?



JIKA dibanding dengan Banjarbaru, ketertiban sebagian pedagang di Martapura dalam menggelar dagangannya memang masih kurang tertib dan rapi. Bahkan, sebagian warga mencap sebagian pedagang itu sebagai "mucil".

Betapa tidak, bahu jalan yang terlarang justru dimanfaatkan untuk berjualan. Trotoar di atas saluran drainase, juga banyak yang dipakai pedagang untuk menggelar dagangannya. 

"Padahal itu kan buat pejalan kaki, selain itu secara estetika sudah tidak menggambarkan kerapian. Makanya, sebagian wajah Martapura menjadi semrawut. Entah bagaimana kalau kondisi itu terus berlanjut sampai Haul Sekumpul yang hanya bilangan hari saja lagi," ujar Madi, warga Martapura, Selasa (9/11/2021).

Yuli juga menimpali mengenai karakter aneh sebagian pedagang yang menurutnya, memang terkesan "mucil" tersebut. "Jangankan bahu jalan dan trotoar di atas drainase, andai bisa jualan di tengah jalan bisa saja oknum pedagang itu lakukan," ketusnya.


Keduanya sama membandingkan budaya pedagang di daerah lain yang mau manut dengan pemerintah setempat, demi kerapian dan estetika kota. "Lalu kemana ya Sat Pol PP setempat, koq kondisi seperti ini seolah dibiarkan," ungkap Madi.

Dari pengamatan, sejumlah ruas jalan di jam sibuk akan terjadi kemacetan atau setidaknya kendaraan hanya merayap pelan, karena adanya penyempitan jalan. Jalan semakin sempit ketika ada yang parkir di tepi jalan, sementara area parkir minim sudah diborong barang dagangan.

Kondisi memprihatinkan terjadi di kawasan Jl Sekumpul di area pasar sejumput, Jl Tanjung Rema, Jl Sukaramai, Jl Veteran dan lainnya. "Semoga saja dengan kritik warga ini, aparat pemerintah mau terjun ke lapangan menertibkan yang seharusnya memang ditertibkan karena sudah melanggar aturan dan mengurangi estetika kota. Kan malu kita kalau tamu-tamu Sekumpul berdatangan," bebernya.


Komentar