YM Khairul Saleh. (detik) |
PANGERAN Khairul Saleh (Wakil Ketua Komisi III DPR RI (PAN) dalam rilis resminya mengimbau Polri untuk tetap objektif menangani kasus Presiden BEM Universitas Mulawarman yang menyebut Wapres Ma'ruf Amin sebagai "Patung Istana.
"Terkait tindakan polisi terhadap pemanggilan Presiden BEM Universitas Mulawarman karena menyebut Wapres Maruf Amin sebagai “Patung Istana” dalam akun Instagramnya, ada beberapa catatan yang perlu saya tanggapi," ujar Sultan Banjar ini membuka stetmennya baru-baru ini.
Pertama, ucapnya, pihak kepolisian diharap bertindak lebih objektif dan senantiasa mengedepankan sisi humanis terhadap setiap kritik yang disampaikan oleh masyarakat. Ini tentunya bercermin dari dua hal.
"Pertama, instruksi Kapolri sendiri agar Kepolisian RI mengedepankan restorative justice dan SKB UU ITE. Kedua, kebebasan ekspresi akademis mesti kita hargai bersama. Sebaiknya setiap bentuk aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat, ditelaah dengan baik, tanpa terkesan ada arogansi kekuasaan aparat. Karena itu, harapan saya pemanggilan Presiden BEM UnMul oleh pihak kepolisian adalah bagian dari restorative justice melalui jalan mediasi dan diskusi tanpa adanya tindakan yang mengarah represif," harap politisi dari PAN ini.
Ketiga, lanjutnya, sebagai institusi yang tengah disorot oleh publik dan kebijakan penyegaran di tubuh kepolisian yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, maka sudah sepatutnya Kepolisian RI lebih mengedepankan sisi humanis daripada pendekatan kekuasaan.
"Disinilah waktunya bagi Polri untuk membuktikan dan mengembalikan kepercayaan masyarakat yang mungkin sedikit ternoda oleh beberapa oknum kepolisian akhir-akhir ini," tegasnya.
Komentar