Memakan Jari Guru Sekumpul




SUATU hari, Guntur, mengisahkan bahwa dahulu ia tidak membayangkan akan ke Kalsel dan bertugas di Zipur tahun 90-an. Namun, sejak bertemu Guru Sekumpul dan mulai akrab, ia jatuh cinta dan akhirnya menetap dan ikhlas jika wafat di Bumi Lambung Mangkurat.

Menurutnya, Guru Sekumpul memang kasyaf dan mengetahui kalau Guntur keturunan bangsawan salah satu keraton di Pulau Jawa. Padahal, itu kali pertama berjumpa dalam suatu acara keagamaan di Ponpes Darussalam.

Singkat cerita, mereka kerap bertemu. Dan bahkan Guru Sekumpul mengantarkan sendiri sejumlah perabot rumah tangga, seperti bufet, sofa, lemari, dipan hingga televisi yang dihadiahkan kepada Guntur.

Meksi sudah pensiun dan tua, namun Guntur mengingat betul sejumlah momen kebersamaannya dengan Guru Sekumpul yang bernama KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani yang haulnya dihadiri berjuta-juta jemaah, baik dari dalam negeri maupun luar negeri itu.

Pernah suatu kesempatan, Guntur tertarik untuk mengetahui juga hal-hal ghaib. Maka tanpa neko-neko, Guru Sekumpul langsung mengulurkan salah satu jari beliau yang ada cincinnya.
Guntur (kanan) dan penulis


Guntur pun tak ragu untuk mengunyah jari mulia itu. Aneh memang, jari yang dikunyah itu seperti pisang saja bagi Guntur, hingga cincin pun masuk ke dalam perut Guntur.

Kaget juga Guntur, begitu selesai mengunyah dan memakan jari Guru Sekumpul, Guru Sekumpul tidak kesakitan dan hanya tersenyum. Begitu selesai, dan Guru Sekumpul menarik kembali tangannya, jari yang dikunyah tadi seketika muncul lagi lengkap dengan cincinnya. "Ini salah satu pengalaman ajaib yang akan saya ingat selalu," ucap Guntur.

Sejak itu, Guntur pun melihat hal-hal ghaib. Dan sampai sekarang pun, Guntur kerap membantu orang-orang yang mengalami keluhan sakit, baik zahir maupun batin. Rumahnya di kawasan Landasan Ulin pun tak sepi dari kunjungan pasien dari berbagai pelosok.

 



Komentar