Oh Samsat, Orang Mau Bayar Aja Koq Diribetin?

Ilustrasi. (tirto)


SUDAH menjadi rahasia umum, kalau berurusan ke Samsat banyak yang merasa dipersulit. Padahal, mereka yang datang sekadar untuk patuh menjadi warga negara yang baik untuk membayar pajak. Atau diistilahkan untuk menyumbang duit ke negara. Tapi, praktiknya, banyak yang merasa dipersulit.

Sebagaimana pengakuan satu warga Banjarbaru, Hari Widodo. Via akun FB-nya, pria ini merasa dipersulit oleh Samsat setempat, padahal ia ingin membayar pajak. Simak pengakuannya.

"Ribet, mau bayar pajak motor aja susah...Motor Shuzuki Shogunku ini sekarang memang  dah nggak njaman. Tampilannya juga sudah jelek banget. Maklum, sering dibawa blusukan mancing. 
Meski, jelek ku tetap pertahankan. Karena, 15 tahun bersama ngantarku kemana-mana. Lagipula, nilainya dah nggak seberapa. Tepat seminggu lagi motor legendarisku ini sdh harus ganti STNK dan Plat. Sebenarnya malas sih ngurusnya. karena jarang saja memakainya. Kalaupun makai ya paling buat mancing. Tapi, sbg warga negara yg baik berangkatlah saya ke Samsat Banjarbaru ngurus stnk dan juga bayar pajaknya. Persyaratan pun ku penuhi dr BPKB, STNK sampai KTP yang seluruhnya atas namaku. Proses pengecekan fisikpun ku lalui. Namun, saat ke loket petugas kepolisian menyebut alamat BPKB motorku berbeda dgn alamat sekarang. Saya pun, diarahkan untuk ke Polda Kalsel di Banjarmasin untuk proses mengganti alamat. Mendengar ini, mentahlah niatku untuk memenuhi kewajiban sebagai warga negara yg baik. Masa, buat urusan gini saja saya harus ke Banjarmasin. Apalagi, sdg PPKM level 4 kaya gini. Di Polda belum lagi hrs nunggu antre. Birokrasi yg sungguh menyusahkan warga negara yg berniat baik. Mungkin, ini yang membuat tunggakan PKB di Kalsel sangat tinggi nilainya sampe mencapai Rp740 miliar. Wajar saja warga malas membayar PKB kalo hrs ngurus sampe ke BJm. Apalagi buat mereka yg tinggal di Hulu Sungai atau pesisir Kotabaru dan Tanbu.Aku pun begitu, setelah belasan tahun jadi warga yg patuh pajak. Kini, aku dgn terpaksa tak memenuhi kewajibanku itu.  Sorry sebelum regulasi ribet ini dirubah saya nggak akan bayar pajak. Lumayan, duitnya bisa buat beli joran baru...hidup mancing mania..."

Senada, Syaiful Anwar, warga Banjarmasin mengeluhkan proses pengurusan pajak yang sangat menyita waktu. 

"Kemarin kaya.itu jua widodo ai, kendaraan jadul 2005 alamatnya di beruntung jaya lho disuruhnya ngurus ke polda dengan berbagai administrasi yang harus dipenuhi. Untungnya diam di Bjm, tapi repot jua banyak waktu terbuang," ujar akun Syaiful. 

Beberapa waktu lalu, ada juga pengakuan warga dari Kotabaru yang mesti menyediakan waktu berhari-hari hanya untuk memperpanjang STNK dan mengganti plat nomor kendaraannya. "Tentu karena tak ada keluarga di Banjarbaru, saya mesti menyewa hotel. Padahal nilai pajaknya tidak seberapa, namun karena berhari-hari mengurus, karena mesti ke Polda Kalsel segala juga ke Banjarbaru, maka biaya makan plus hotel jadi membengkak," aku satu warga Kotabaru yang minta identitasnya dirahasiakan.

Ironis, di era digital 4.0, ternyata pengurusan berkas-berkas termasuk urusan bayar pajak, ternyata masih banyak manual. Terbukti, warga mesti ke sana ke mari mengurusnya. Oh Samsat, Oh negeriku.

Menurut sejumlah warga, masih menualisasinya pengurusan, memang terkesan sengaja dipertahankan, biar ruang percaloan tetap terbuka, sekadar menambah luaran oknum aparat. Hmmm....

Komentar