Mengejutkan Warganet, Guru Kapuh Dikabarkan Wafat



إنَّا ِللهِ وإنَّا إلَيْهِ رَاجِعُوْن

Abah Guru Kapuh meninggal dunia, kita doakan terbaik sagan sidin dimohon jamaah mendoakan ditempat masing2

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ


Demikian kabar berantai beredar di sejumlah media sosial hingga sampai ke jurnalis, Rabu (11 Agustus 2021) pagi.

Kabar duka ini juga diakui warga setempat Bulkaini. Menurutnya kabar menyedihkan ini beredar luas di Kandangan. Beliau wafat di RSUD Hasan Basri Kandangan sekitar jam 9.30 Wita.

Nama beliau KH Ridwan bin KH Hasan Baseri yang juga ulama terkemuka di Kalsel khususnya Kandangan Hulu Sungai Selatan.


Semenjak lulus Ponpes Gontor beliau rajin mengaji kitab-kitab Aswaja dan berguru juga ke Sekumpul mengabdi pula ke Abah Guru Sekumpul. Sering beliau selesai mengaji ikut bersih-bersih sampah di lingkungan Majlis Sekumpul usai puluhan ribu jamaah pulang.

Ini menandakan Guru Kapuh adalah bakti kepada peguruan dan rendah hati meski termasuk santri yang cerdas.

Beliau selain Ketua MUI HSS 2017-2022 juga merupakan pimpinan Majelis Taklim Al-Hidayah terletak di Desa Kapuh Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan ibukotanya Kandangan. Majelis ini mulai membuka pengajian sejak tahun 2005 yang dipimpin oleh seorang ulama yang cukup karismatik di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Tapin. 

KH Muhammad Ridwan bin Tuan Guru Hasan Baseri yang dikenal dengan sebutan Guru Ridwan atau Guru Kapuh. Pengajian di tempat ini mulai ramai didatangi jamaah semenjak wafatnya ulama karismatik Kalimantan Selatan KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul Martapura Kabupaten Banjar. 

Kepergian Guru Sekumpul menyisakan kenangan yang sangat dalam di hati masyarakat Kalimantan Selatan khususnya, sehingga menimbulkan kerinduan akan petuah-petuah dan nasihat-nasihat yang pernah ia sampaikan.

Untuk mengisi kekosongan inilah, murid-murid dari KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani tampil ke tengah masyarakat meneruskan perjuangan dakwah Sang Guru untuk memberikan pencerahan kepada umat dengan membuka majelis taklim atau pengajian di tempat masing-masing. 

Sebagaimana diketahui bahwa KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani banyak memiliki murid-murid pilihan yang tersebar di berbagai daerah di Kalimantan Selatan, seperti alm KH Ahmad Bakeri Gambut, KH Asmuni Danau Panggang, KH Bahran Jamil Barabai, alm KH Ahmad Juhdiannor Banjarmasin dan sebagainya. 

Mereka menyampaikan pengajian sebagaimana yang pernah diajarkan oleh Sang Guru, Guru Sekumpul baik dari segi materi maupun kitab yang dibacakan.

Guru Ridwan Baseri yang juga meneruskan jejak gurunya dalam berdakwah dengan membuka majelis taklim di Masjid dekat tempat tinggalnya secara umum dan terpusat di tempat itu, karena sebelumnya ia juga sudah mengisi pengajian di beberapa tempat baik langgar/mushalla dan tempat-tempat lainnya, tapi hanya untuk kalangan terbatas jamaah langgar/mushalla tersebut.

Sejak tahun 2005 ia kemudian memutuskan untuk membuka pengajian yang terfokus di satu tempat yaitu di Masjid Al-Hidayah Desa Kapuh dan ia pun berhenti mengisi pengajian-pengajian kecil di seluruh langgar (mushalla) yangada di Hulu Sungai Selatan, secara otomatis seluruh pengajian yang sebelumnya ia datangi di beberapa tempat menyatu di Masjid Al-Hidayah, sehingga pengajian yang ia adakan menjadi semarak dan Majelis Taklim tersebut diberi nama Al-Hidayah sesuai nama masjid tempat pengajian berlangsung.

Sejak tahun 2005 hingga sekarang di Majelis Taklim Al-Hidayah telah menamatkan beberapa kitab yang sebagian besar berisi ajaran tasawuf dan sudah pernah diajarkan di pengajian Guru Sekumpul Martapura, karena menurut KH Muhammad Ridwan Baseri, tujuan membuka Majelis Taklim Al-Hidayah ini hanya untuk mengulang dan melanjutkan pengajian di Sekumpul. Sedangkan untuk saat ini kitab yang diajarkan dan wirid yang dibaca sebelum pembacaan kitab adalah :

a. Malam Jum’at membaca Kitab al-Hikamkarya Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, yang didahului dengan pembacaan Burdah.

b. Sore Jum’at membaca Kitab Ihyâ Ulûm ad-Dînkarya Imam Al-Ghazali, yang didahului dengan pembacaan Ratib Al-Aththas.

c. Minggu pagi membaca Kitab Melayu Penawar Bagi HatikaryaSyekh Abdul Qadir bin Abdul Mutholib Al-Mandili, yang didahului dengan pembacaan Maulid Simthu ad-Durar(Maulid Habsyi).

Selain itu, setiap bulan Rajab di Majelis Taklim Al-Hidayah juga dilaksanakan haul KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul), yaitu beberapa hari setelah haul akbar di Sekumpul Martapura. Sebagai pengisi acara adalah rombongan dari Sekumpul Martapura yang biasa mengisi pembacaan maulid dan tahlil pada acara haul KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani di Langgar Ar-Raudhah Sekumpul, kadang-kadang dihadiri pula oleh kedua putra KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, Muhammad Amin Badali dan Muhammad Hafi Badali. 

Peringatan haul di tempat ini sudah berlangsungsejak haul pertama KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani hingga sekarang dan setiap tahun jamaah yang hadir semakin bertambah. (berbagai sumber)

Komentar