Pemkab Banjar Belum Punya Institusi Urusan Makam

Ilustrasi makam gelap gulita.


BANJAR - Dari waktu ke waktu, perkembangan pemakaman di Martapura dan sekitarnya makin bertambah, namun saat ini pengelolaannya lebih banyak diawaki sendiri oleh warga secara swadaya. Pemkab Banjar saat ini belum memiliki institusi yang mengurus soal yang notabene masih lingkup hajat orang banyak.

Banyak sebenarnya area pemakaman di Martapura dan sekitarnya, yang terbesar di Karangan Putih Jl Menteri Empat Martapura. "Kebiasaan warga bila ada keluarga yang meninggal, tiga malam biasanya ada pengajian. Kasihan sebab kawasan makam gelap, tanpa penerangan yang memadai. Saya kira, pemerintah setempat perlu membantu penerangan area makam. Bahkan, untuk air bersih saya kira perlu diperhatikan, karena penting untuk wudhu dan MCK," ujar Zainal, warga Martapura, Selasa (15/6/2021).

Berbeda dengan saudara mudanya di Banjarbaru, di mana Pemko Banjarbaru punya institusi selevel bidang yang mengurusi pemakaman umum di Banjarbaru. Pemkab Banjar? Baru wacana katanya.
Ahmad Baihaqi, Kabid Kawasan Pemukiman Dinas Perkim Banjar.


Kabid Kawasan Pemukiman Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Banjar, Ahmad Baihaqi kepada pers mengakui bahwa di Banjar belum ada institusi khusus yang mengurusi soal makam ini. "Memang beberapa waktu lalu ada sempat disinggung soal itu dalam rapat, namun kami belum tahu apakah akan ada nanti setidaknya setingkat kepala seksi (kasi) yang mengurus soal itu," aku Baihaqi.

Mengingat ketiadaan lembaga soal makam ini, tentu Pemkab Banjar sulit untuk membantu fasilitas penerangan atau air bersih di lokasi makam. Meski begitu, Baihaqi sepakat bahwa memang perlu ada institusi setidaknya selevel kasi yang konsen mengurus soal pemakaman umum ini.

Dari catatan, di masa pandemi Covid-19, santunan kematian warga akibat Covid-19 ada di Dinas Sosial, sedangkan urusan memakamkan diserahkan ke relawan yang dibina Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjar. 

Hanya saja, soal mati dan makam, tentu tak bisa dilakukan secara parsial dan insidentil semisal karena hanya ada pandemi Covid-19. Ke depan perlu ada lembaga yang khusus mengurusi soal pemakaman umum, mengingat daerah ini semakin berkembang, penduduk juga semakin padat. Sebagai kakak adalah malu kalau tertinggal dari adiknya, Banjarbaru.

Komentar