Kisah 3 Penjudi dan Seorang Habib



Alkisah sebagaimana dikisahkan seorang teman bernama Syamsi, yang sebenarnya pernah terjadi namun sengaja dirahasiakan nama-nama yang terlibat di dalamnya.

Syamsi mengatakan bahwa di Sungai Lumbah, dahulu hidup lah seorang habib yang dikenal wali jadzab. Dan di kampung sebelahnya juga hidup lah tiga orang sekawan.

Habib tersebut terkenal bisa memberi air penawar atau doa-doa yang banyak sudah orang membuktikan keampuhannya. 

Tiga sekawan itu pun mengetahui kabar-kabari seputar habib tersebut. Kebetulan, mereka bertiga ini sedang hobi menembak buntut.

Iseng, ketiganya karena sudah terlalu sering luput bersepakat untuk mendatangi habib tersebut dengan maksud meminta nomor yang sekiranya mereka bisa dapat hadiah banyak.

Maka berangkat lah mereka bertiga menuju Sungai Lumbah, Batola, Kalsel dengan menggunakan kelotok kecil. 

Sebenarnya mereka sempat ragu juga, karena habib meski belas kasih tentu bisa saja marah karena permintaan mereka yang nyeleneh tersebut.

Setelah beberapa lama di perjalanan via sungai, akhirnya tiba lah mereka di kediaman habib yang kebetulan tak jauh dari tebing sungai.

Mereka bertiga pun bertamu. Namun, begitu mereka menyampaikan maksud, seketika si habib marah dan mengusir mereka. Dengan menggunakan tongkat si habib memburu ketiganya yang mendadak angkat kaki mengambil langkah seribu. 

Dua orang berhasil melarikan diri, tak peduli lagi dengan kelotok yang merupakan kendaraan satu-satunya. Tinggal seorang yang terpaku tak berdaya karena ketakutan.

Masih dengan marah, si habib dengan tongkatnya hanya sejurus sudah menenggelamkan perahu kecil bermesin tersebut. 

Kemudian habib menghardik seorang tamu yang tertinggal. Ia lantas disuruh pulang. Namun, si habib memberinya selembar uang yang dimasukkan si habib ke dalam saku kemeja si tamu.

Maka pulang lah si tamu ke kampung di mana mereka tinggal. Ia pun bertemu kedua kawannya yang lari tadi. Mereka menanyakan nasib kelotok dan temannya. Setelah menceritakan semua, kedua temannya menanyakan apakah uang tersebut masih ada.

Setelah uang diperlihatkan, dasar otak penjudi, mereka sepakat menembak empat angka dari nomor seri uang. Tak dinyana, besoknya empat angka keluar tepat dengan tebakan mereka. 

Banyak uang yang mereka terima, sampai mampu mengganti lagi kelotok beserta mesinnya. Sisanya mereka gunakan untuk usaha baru, dan mereka pun insyaf tak menembak buntut lagi.

Komentar