Ajaib, Investasi Saham Resmi Diakui OJK




Bagi kamu yang ingin menghasilkan banyak uang di usia muda, investasi saham menjadi salah satu jawabannya. Sebagai investor pemula yang baru terjun ke dunia investasi, kamu mungkin belum memahami bagaimana cara beli saham perusahaan yang aman. 


Untuk memulai investasi saham, kamu bisa membeli saham di perusahaan yang sudah melantai terlebih dulu di bursa saham ataupun membeli saham yang baru akan melantai di bursa dan baru melakukan IPO atau Initial Public Offering. Nah, lalu apa perbedaan membeli saham perusahaan saat IPO atau saham yang sudah melantai terlebih dulu di bursa saham? 

Cara Beli Saham di Perusahaan yang Sudah Lama Melantai di Bursa Untuk membeli saham di perusahaan yang sudah lama melantai di bursa saham lebih mudah dibanding harus membeli saham yang baru akan IPO. Nah, di bawah ini adalah beberapa tahapan yang harus kamu lalui.


1. Pembukaan Rekening Saham 
Membuat rekening saham secara online di perusahaan sekuritas yang kamu pilih, misalnya di Ajaib Sekuritas lewat aplikasi Ajaib. Pastikan kamu memilih sekuritas yang kredibel dan memiliki izin sebagai Perantara Pedagang Efek (PPE) atau Wakil Perantasa Pedagang Efek (WPPE) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

2. Melakukan Setoran Awal
Setelah selesai, kamu akan diminta menyetor deposit awal. Di mana, besaran setoran awal ini beda-beda dan uang ini akan masuk ke Rekening Dana Investor (RDI) milikmu. Saldo awal RDI umumnya berbeda-beda tergantung dari sekuritas yang kamu pilih. Umumnya, saldo RDI mulai dari yang paling murah Rp100 ribu, Rp1 juta, Rp3 juta, Rp5 juta, dan lain sebagainya.  

3. Monitor Informasi Saham Perusahaan
Sebelum membeli saham, pelajari analisa fundamental sederhana tentang kondisi perusahaan saham yang kamu pilih. Lakukan monitoring sederhana seperti membaca berita-berita terkait perusahaan tersebut. Dengan begitu, kamu bisa melihat kondisi perusahaan tersebut apakah perusahaan yang bertumbuh dan berkembang dengan sehat dan menuai untung atau sebaliknya.

Pelajari juga kinerja perusahaan saham-saham yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan banyak informasi dari website BEI tentang prospektus perusahaan, profile perusahaan, laporan keuangan, hingga berita pasar modal lainnya. 

4. Lakukan Analisa Teknikal 
Sebelum memilih saham, cobalah juga melakukan analisa teknikal sederhana terhadap saham-saham yang dipilih. Tujuannya, agar saham yang kamu beli memiliki harga beli dan harga jual terbaik. Amati pergerakan harga saham dengan melihat grafik harga saham. Hal ini akan berpengaruh pada keputusan transaksi penjualan saham atau pembelian, jika harga saham perusahaan yang kamu incar sedang murah, dan kamu meyakini saham tersebut memiliki prospek bagus nantinya, maka ini menjadi waktu yang tepat untuk membelinya.

5. Pahami Risiko Eksternal Saham
Selain faktor internal, investasi pasar modal juga dipengaruhi risiko eksternal. Nilai investasi bisa naik atau turun karena faktor eksternal seperti kondisi perekonomian (perlambatan ekonomi atau percepatan ekonomi) dalam negeri, kondisi ekonomi global, stabilitas kondisi politik dalam negeri, pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.

6. Lakukan Diversifikasi
Untuk memperoleh return lebih baik dan risiko lebih rendah, kamu juga bisa melakukan diversifikasi dengan membeli beberapa saham perusahaan yang tengah berkembang di Indonesia. Kamu bisa membagi-bagi dana kamu untuk membeli 2 atau 3 jenis saham. Alasannya, jika salah satu saham mengalami kerugian, kamu masih berpeluang untuk meraup untung dari saham-saham lainnya.

7. Cek Likuiditas Saham
Cara berinvestasi saham dengan aman adalah dengan memahami strategi investasi untuk meminimalisir risiko yang terjadi sehingga kamu bisa memaksimalkan keuntungan investasi. Sebelum memutuskan membeli saham, sebaiknya periksalah likuiditas saham perusahaan yang akan dibeli, apakah saham tersebut likuid dan bagus untuk dibeli atau sebaliknya.

8. Selektif Memilih Perusahaan Sekuritas atau Broker Saham
Dari semua tips, hal yang paling penting adalah pastikan perusahaan sekuritas yang kamu pilih terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kamu juga bisa memeriksa likuiditas perusahaan broker selaku Penjamin Emisi Efek atau Perantara Pedagang Efek di website Bursa Efek Indonesia, cek laporan keuangan perusahaan tersebut dan cek kredibilitasnya dalam memberikan informasi secara rutin tentang investasi kepada kliennya. 

Salah satu perusahaan sekuritas yang bisa kamu pilih adalah Ajaib Sekuritas. 


Selain telah terdaftar dan diawasi OJK, Ajaib juga memiliki aplikasi yang mempermudah kamu melakukan transaksi jual beli saham dari mana saja dan kapan saja.

Bukan hanya itu, untuk berinvestasi di Ajaib, kamu juga tidak perlu menyetorkan dana besar, mulai dari Rp100 ribu kamu sudah bisa membeli saham di Ajaib, sangat cocok untuk pemula. Kamu juga tidak perlu khawatir masalah fee transaksi, karena Ajaib telah terbukti memiliki biaya transaksi terendah dibanding perusahaan sekuritas lainnya.

Cara Beli Saham di Perusahaan yang Baru IPO
Initial Public Offering (IPO) adalah aksi korporasi perusahaan tertutup yang menjual saham ke investor publik di pasar modal via Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga perusahaan tersebut resmi menyandang gelar “Tbk” alias perusahaan terbuka (emiten).

Di tahun 2021 ini, ekonomi Indonesia diprediksi akan pulih dan ketika ekonomi membaik, perusahaan lebih optimistis untuk ekspansi dan melebarkan sayapnya dengan melantai di bursa saham.

A. Perusahaan yang Akan IPO di 2021
Mengutip Kontan, ada 17 perusahaan yang berencana go public di tahun 2021. Namun, pihak BEI masih merahasiakan identitas perusahaan tersebut. Meski begitu, ada beberapa nama perusahaan yang menurut kabar burung yang berencana menggelar IPO tahun depan, antara lain:

1. PT Sanghiang Perkasa
Anak usaha PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) atau yang lebih dikenal dengan nama Kalbe Nutritionals yang bergerak di bidang usaha makanan dan minuman kesehatan.

2. Tokopedia
Tokopedia dikabarkan sedang mempersiapkan rencana besar IPO di BEI dan bursa saham Amerika Serikat (AS) dengan mengincar dana USD 1 miliar atau Rp14 triliun.

3. PT Bank FAMA International Tbk
Calon emiten berkode FAMA ini melepas saham 1,31 miliar lembar saham. Harga yang ditawarkan di masa book building Rp298-328 per lembar.

B. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli Saham IPO
Bagi kamu yang ingin membeli saham IPO, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, saham IPO ini lebih berisiko dibandingkan dengan saham-saham yang sudah lama melantai di bursa, maka poin yang perlu dicermati adalah risiko.

Saham IPO terkenal high risk – high return. Di mana, kamu bisa menerima ribuan persen return, namun bisa juga merugi hingga 70%. Jadi, sebelum membeli saham IPO untuk investasi, perlu dikenali dulu risk appetite, apakah kamu termasuk investor yang berani ambil risiko atau takut ambil risiko. Jika kamu termasuk investor yang takut ambil risiko, maka sebaiknya menghindari saham-saham berisiko tinggi dan mencari alternatif investasi saham lain.

Kedua, tetapkan tujuan dan jangka waktu investasi. Bukan hanya sekedar keuntungan, tapi tetapkan tujuan return yang ingin dicapai agar kamu tidak terombang-ambing oleh fluktuasi pasar. Bukan cuma target return saja, lama waktu investasi juga harus dipertimbangkan, apakah kamu ingin investasi jangka panjang atau jangka pendek menengah. 

Tidak ada batasan pasti tentang berapa lama investasi jangka panjang dan jangka pendek. Namun, biasanya investasi jangka panjang jika waktunya lebih dari 3 tahun, sedangkan jangka pendek biasanya hanya 1 tahun.

Ketiga, tentukan mode investasi kamu, apakah mau long term investment atau hanya trading jangka pendek yang memanfaatkan momen. Kalau kamu tertarik untuk trading maka faktor teknis lebih jadi fokus utama. Jika kamu menentukan untuk investasi jangka panjang maka faktor fundamental yang harus lebih ditekankan.

C. Cara Membeli Saham IPO di e-IPO
Nah, kini kamu tidak perlu repot membeli saham IPO lewat e-IPO. Bagaimana caranya? Yuk ikuti beberapa langkah di bawah ni.

1. Registrasi 
Buka halaman e-ipo.co.id, kemudian klik Registrasi atau Daftar di pojok kanan atas.
Masukkan alamat email.
Pilih Investor Type, apakah Individual atau Institusi, kemudian klik Send.
Isi data kamu dengan benar, kemudian lakukan proses autentikasi melalui email yang didaftarkan.
Klik link autentikasi di email, kemudian masukkan kode OTP, lalu klik Send.
Buat dan verifikasi password, klik OK.
2. Verifikasi oleh sekuritas atau broker
Selanjutnya klik +Broker dan pilih broker atau sekuritas yang dituju.
Pilih registrasi SID atau SRE bagi yang sudah punya, atau pilih baru bagi yang belum punya. Bagi kamu yang belum memiliki SID/SRE, kamu dapat membuatnya rekening di 

luar sistem e-IPO oleh broker yang dituju.
Jika sudah diverifikasi broker, maka investor dapat login dan menyampaikan minat atau memesan saham IPO di sistem e-IPO.
3. Submit minat atau pesanan 
Login atau masuk ke akun e-IPO.
Di halaman awal, akan tampil informasi perusahaan yang sedang IPO.
Pilih saham IPO yang mau dibeli, klik More Info.
Klik Place Order dan Isi formulir pemesanan.
Klik Send, lalu masukkan kode OTP.
4. Sediakan dana di Rekening Dana Nasabah (RDN)
Pihak perusahaan yang IPO akan mendapat pemberitahuan email bila ada pesanan yang masuk dari investor, kemudian dilakukan verifikasi.
Bila disetujui, pesanan atau pembelian saham IPO investor dapat langsung di approve.
Minat investor di masa book building wajib dikonfirmasi oleh investor di masa Konfirmasi ini berbentuk bahwa investor sudah membaca prospektus perusahaan.
Untuk membaca prospektus, klik View berlambang mata dari menu Active Orders.
Klik I have already read the prospectus.
Di masa book building, investor harus menyediakan dana di RDN sebelum masa offering.
5. Terima saham IPO
Investor dapat melihat hasil penjatahan untuk pembelian saham IPO di menu History.
Bila kamu mendapatkan penjatahan sesuai pesanan, maka status akan bertuliskan Alloted. Bila statusnya Alloted w/ Scale Back = mendapatkan penjatahan disesuaikan, Not 

Alloted = Tidak mendapatkan penjatahan, Not Carried Over = Pesanan tidak diteruskan untuk proses penjatahan.

Itulah beberapa cara membeli saham yang sudah lama melantai dan baru melantai di bursa saham. Jadi, tunggu apalagi? 

Pilih saham perusahaan yang ingin kamu beli sekarang dan siap ambil return sesuai tujuan keuangan kamu sekarang!

Mulai investasi klik


Komentar

Advertorial Post