Guru Sekumpul Dimasuki Datu Kalampayan



KISAH ini dikisahkan oleh H Husna, warga Desa Kalampayan Ulu. Menurutnya, Syaikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul, kerap datang ziarah ke makam Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kalampayan di Desa Kalampayan, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalsel.

Semasa itu, Guru Sekumpul sudah sangat terkenal karena kesalihan dan kealimannya, sehingga ribuan dan bahkan puluhan ribu murid-muridnya yang datang menimba ilmu kepada ulama rendah hati ini.

Kubah Datu Kalampayan sendiri renovasinya banyak dibantu langsung oleh Guru Sekumpul. Memang sejak dahulu kala, kubah ini ramai diziarahi peziarah dari berbagai pelosok Kalimantan. 

Sampai pada suatu kondisi, manakala di dalam gang kubah, banyak oknum yang menggelar dagangannya. Praktis, kesakralan kubah tempat orang beribadah kepada Allah dengan wasilah sohibul makam menjadi agak terganggu. 

"Guru Sekumpul itu rendah hati dan beliau mungkin kurang enak jika menegur langsung kepada oknum warga yang berjualan di dalam area kubah. Maka suatu ketika, saat pengajian rutin di dalam kubah, Guru Sekumpul datang hal, di mana jasadnya dimasuki Datu Kalampayan. Dari gaya bicaranya, bukan Guru Sekumpul lagi, tetapi Datu Kalampayan," ungkap H Husna yang juga Pembakal Kalampayan Ulu ini kepada AP Tour, baru-baru tadi. 

"Unda kada rela bila di dalam kubah ini dipakai gasan bejualan," kata Husna menirukan Datu Kalampayan yang memakai zahir Guru Sekumpul. Menurut Husna, ia menyaksikan langsung kejadian itu, dan ratusan orang juga mengetahui hal itu. "Bahkan selepas Guru Sekumpul tak lagi dimasuki Datu Kalampayan, beliau sambil menangis, meminta jemaah agar mematuhi petuah Datu Kalampayan tersebut yang sudah menyampaikan nasihat secara langsung meski memakai zahir beliau," kisahnya. 

Pada kondisi tertentu, menurut Husna bahwa sangat mungkin ruhani wali Allah yang sudah wafat memasuki jasad seseorang yang terpilih, dengan tujuan menyampaikan nasihat dan petuah-petuah kepada orang lain. Keadaan zahir tidak menjadi syarat mutlak, sebab orang yang terpilih itu biasanya mempunyai hati yang bersih. "Sebab, Allah sama sekali tidak memandang zahir hamba-Nya, melainkan hanya melihat hati hamba," tutup Husna.

Komentar