Jawaban Pertanyaan Robert Bigelow (Surat Terbuka untuk Robert Bigelow)

Makam Mbah Sholeh di Ampel, Surabaya, Jatim


Bismillah.
INI adalah tulisan yang mencoba sedikit menjawab penasaran Robert Bigelow (75), seorang miliarder yang mencoba membuktikan secara ilmiah bahwa ada kehidupan sesudah mati, sebagaimana berita populer di www.nytimes.com. Meski saya yakin tulisan ini masih lemah sehubungan dengan kedhaifan diri pribadi. Hanya saja kepada Tuhan Yang Maha Esa, yakni Allah SWT berkat Nabi Muhammad SAW, penulis berharap mencukupkannya. Aamiin.

Pertanyaan dan penasaran Robert Bigelow adalah lumrah. Seorang Nabi Ibrahim AS (Abraham) pun pernah mempertanyakan hal tersebut. Bedanya, Nabi Ibrahim bukan ragu akan kuasa Tuhan, tetapi sebagai upaya beliau mempertebal keimanannya.
Robert Bigelow


Namun, sebelum membahas ini kita perlu mengetahui bahwa seorang manusia sejatinya memiliki dua elemen, yakni jasad dan roh. Dalam keyakinan Islam termaktub dalam berbagai kitab ilmu tasawuf, jasad ini tercipta dari tanah, tanah terjadi dari air, air terjadi dari angin, dan angin terjadi dari api. Namun, api ini berasal dari Nur Muhammad. Soal jasad ini memang agak panjang proses penciptaannya. Lain halnya dengan roh, ini langsung terjadi dari Nur Muhammad. Nur Muhammad itu sendiri ialah makhluk pertama yang Tuhan (Allah) ciptakan. Pendeknya, menurut Syaikh Zaini Ghani Sekumpul Al Banjary, asal mula segalanya di alam semesta berasal dari Nur Muhammad. 

Silakan baca fakta ini


Hakikatnya, jasad berasal dari Nur Muhammad, adapun roh juga berasal dari Nur Muhammad. Hakikatnya, baik itu manusia, malaikat, jin, bumi, planet, matahari, bintang-bintang dan segala yang ada di alam semesta, baik yang bisa dilihat maupun yang hanya bisa dirasa semua berasal dari Nur Muhammad. Sementara menurut Syaikh Abdul Qadir Al Jilany, Nur Muhammad sendiri Allah ciptakan dari Nur Wajah Allah Yang Maha Suci.

Syaikh Zaini Ghani Sekumpul Al Banjary


Ketika jasad dan roh ini bersatu, maka kita yang awam mengatakan bahwa itulah hidup. Konsep hidup pendeknya, persatuan jasad dan roh. Demikian juga kalau kita mengatakan seseorang itu mati, bila rohnya sudah terpisah dari jasadnya. Hal ini pun berlaku bagi istri Robert, yang meninggal dunia setahun lalu. Roh istri Robert dipisahkan dari jasad istri Robert. Jasad mati ketika roh dipisahkan. Jasad pun dimakamkan, dikembalikan ke tanah sebagai asal kejadian jasad. Adapun roh kembali kembali kepada Tuhan. Kata Tuhan dalam QS Al Israa: 85, "Roh itu adalah urusan-Ku. Tiada pengetahuan tentang roh itu selain diberikan kepada hamba-hamba tertentu." Artinya pengetahuan tentang roh memang tak dibuka secara gamblang, terkecuali kepada para nabi, para wali Allah, dan hamba-hamba yang saleh saja.

Kalau kita sadari, sesungguhnya Tuhan adalah sumber energi mutlak. Kemudian, karena Tuhan ingin dikenal dan diibadahi maka Ia ciptakan makhluk pertama Nur Muhammad sebagai sumber segala sesuatu. Nur Muhammad ini boleh dikata sebagai energi turunan dari Allah. Sebagaimana teori kekekalan energi oleh Albert Enstein, energi itu tak bisa dimusnahkan alias selalu kekal, namun energi bisa berubah bentuknya. Berbeda dari energi jasad yang bisa gampang berubah bentuk, misal karena 
terkena api, air keras atau proses pembusukan, maka energi roh bersifat tetap, atau sejatinya roh akan selalu ada dan hidup, meski sudah berpisah dari jasadnya. 

Keimanan hamba-hamba yang percaya penuh kepada Tuhan, pasti beritikad bahwa jasad dan roh adalah dalam kekuasaan Tuhan. Dalam Islam, Kristen dan agama langit lainnya pasti ada mencantumkan dalam bagian rukunnya bahwa percaya dan yakin (beriman) bahwa Tuhan akan membangkitkan kembali yang sudah mati, untuk diadili dalam pengadilan akhirat. Nah, sekarang, bagi kita yang kaum awam, adakah bukti-bukti bahwa memang benar kalau kehidupan sesudah mati itu ada atau benar? Kalau penulis tentu percaya, sebab menciptakan itu mudah bagi Allah, jadi bukan perkara sulit bagi Allah menghidupkan kembali jasad yang sudah mati, semudah manusia merekonstruksi bangunan yang hancur sehingga terbangun kembali.

Nabi Ibrahim AS (Abraham) dalam sejarahnya juga pernah menanyakan soal ini. Nabi Ibrahim yang penasaran bagaimana Allah menghidupkan kembali bangkai dan jasad yang telah mati, bertanya pada Allah. “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagimana Engkau menghidupkan orang-orang mati,” serunya. “Belum yakinkah kamu?” tanya Allah. “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku),” kata Nabi Ibrahim.

Allah segera memberi perintah kepada Nabi Ibrahim. “Kalau demikian, ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera."

Berdasarkan riwayat Imam Ibnu Katsir dan Ath-Thabari dari Ibnu Abbas, Nabi Ibrahim pun menuruti perintah Allah. Sebelumnya Nabi Ibrahim melatih dulu empat burung tersebut hingga mereka jinak dan menuruti seruan Nabi Ibrahim. Setelah itu barulah ia mencincang tubuh burung-burung tersebut hingga potongan kecil. Potongan-potongan tersebut pun dicampurkannya. Kemudian Nabi Ibrahim menaiki bukit dan menaruh seperempat bagian dari burung yang sudah dicincang di atas bukit. Ia pergi ke bukit lainnya dan menaruh hal yang sama hingga empat bukit lainnya.

Allah lalu menginstruksikan Nabi Ibrahim untuk memanggil kembali empat burung yang telah ia potong. Di sinilah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya, burung-burung tersebut menuruti panggilan Nabi Ibrahim meskipun jarak antara Nabi Ibrahim ke bukit sangatlah jauh. Seperti tidak pernah menjadi bangkai, burung-burung tersebut datang dengan bentuk yang utuh dan sehat.

Dengan mata kepala sendiri, Nabi Ibrahim melihat bagaimana keempat burung tersebut berkumpul menyempurnakan tubuh mereka. Bercak darah yang telah tersebar kembali bersatu. Begitu pun dengan potongan-potongan daging dan tulang belulang yang telah hancur. Semuanya kembali menyatu menjadi tubuh yang sempurna.

Hal ini membuktikan bahwa besarnya kuasa Allah, dengan hanya mengucap ‘kun’ (jadilah), empat ekor burung yang tadinya sudah tidak berbentuk, menyatu dengan sempurna dan berbalik tanpa ada cacat. Kisah ini termaktub dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 260. Allah berfirman, “Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Begitu juga mukjizat yang ada pada Nabi Isa AS (Yesus), sudah sangat diketahui dan diyakini kaum Kristian juga dimampukan Allah menghidupkan orang yang sudah mati. 

Kemampuan atau mukjizat Nabi Isa ini yakni menghidupkan orang yang telah lama mati ini semata-mata meyakinkan bahwa beliau benar-benar utusan Tuhan sebagai peringatan dari Tuhan bagi mereka yang ingkar tentang hari akhir atau hari berbangkit.

Sayangnya kemampuan ini disalahtafsirkan kalau Nabi Isa/Yesus itu tuhan selain Allah SWT. Para nabi sejatinya tidak mampu, namun karena Allah menghendaki agar umat manusia memahami bahwa Allah kuasa membangkitkan orang yang sudah mati sebagai bukti awal adanya akhirat (kehidupan sejati setelah alam dunia).

Di masa Sunan Ampel (salah seorang 9 wali Allah di Tanah Jawa), sekitar abad 15 Masehi, dikisahkan dan sangat populer dalam kehidupan masyarakat santri dan religius Jawa, hidup seorang marbot Mesjid Ampel (Surabaya, Jatim) yang bernama Mbah Sholeh. Beliau adalah salah seorang santri Sunan Ampel yang paling rajin membersihkan lingkungan Mesjid Ampel.

Pada suatu hari, Mbah Sholeh meninggal dan dimakamkan di samping Mesjid Ampel. Setelah itu, Mesjid Ampel menjadi kurang terurus dan kotor. Lantai mesjid pudar kinclongnya, karena tidak ada sosok santri merangkap marbot serajin Mbah Sholeh. Ini membuat Sunan Ampel galau. Hingga pada suatu malam Sunan Ampel berhasrat, “Kalau saja Mbah Sholeh masih hidup, pasti mesjid bersih.” Tak seorang pun menyangka, ucapan Sunan Ampel terwujud atas kehendak Allah jua. Keesokan hari, mesjid kembali rapi dan bersih seiring hidupnya Mbah Sholeh. Ia menjalankan rutinitas yang tiap hari dilakukan Mbah Sholeh. Mesjid Ampel kembali terawat dan bersih. 

Kejadian kembali Mbah Sholeh meninggal dunia, dimakamkan di samping makam terdahulu. Lalu Sunan Ampel kembali berharap Mbah Sholeh hidup demi merawat mesjid, maka besoknya ada (hidup) lagi Mbah Sholeh. Karamah (derajatnya di bawah mukjizat) Sunan Ampel semasa hidupnya ini selalu berulang dan banyak yang menyaksikan sehingga ceritanya pun menjadi abadi sampai sekarang, meski ditutur dari mulut ke mulut. Sebagai bukti makam Mbah Sholeh ada sembilan di samping Mesjid Sunan Ampel. Mbah Sholeh pun tak kembali-kembali lagi hidup, setelah Sunan Ampel wafat.

Sementara untuk kaidah dasar meyakinkan bahwa harus ada kehidupan setelah kematian, adalah berdasar dari keinginan Allah Sang Pencipta bahwa Ia menciptakan manusia dan jin untuk menguji siapa yang beriman dan beramal saleh. Sudah lumrah di dunia ini ada yang selama hidupnya berbuat kebaikan, dan ada pula yang berbuat aniaya. Adalah hal yang tidak adil, bila kebaikan seorang manusia tidak dibalas kebaikan pula oleh Allah, begitu pula sebaliknya. Dari sinilah logika kita mengakui bahwa akan adanya kehidupan sesudah mati yang dinamakan alam akhirat, sebagai wadah pembalasan dari Tuhan kepada manusia. Bila banyak kebaikannya, maka Allah ganjar dengan balasan surga, dan bila sebaliknya, maka neraka lah yang menantinya. 

Dari sini saja, logika yang paling sederhana pun tak layak lagi memperdebatkan apakah kehidupan sesudah mati itu benar-benar ada ataukah tiada. Dari Nabi Adam AS, sebagai bapak jasad semua manusia modern, kemudian dibawa pula olah ratusan ribu nabi (ada 124.000 nabi) sampai Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul yang terakhir (beliau zahir abad ke-6 Masehi), kabar dari Allah bahwa akan ada kehidupan setelah kematian di negeri akhirat itu redaksinya sama. Makanya dalam keyakinan Islam, terdiri dari enam rukun iman, percaya kepada Allah, percaya kepada para malaikat-Nya, percaya kepada rasul-rasul-Nya, percaya kepada kitab-kitab-Nya, percaya akan adanya hari akhir (kehidupan sesudah mati) dan keenam percaya qada dan qadar Allah.

Pertanyaan atau tantangan Robert Bigelow menurut penulis bisa dijawab dengan keyakinan bahwa menghidupkan orang yang sudah mati itu adalah mudah bagi Allah SWT. Mengingat kematian yakni perpisahan antara jasad dan roh hanya bisa diketahui dengan fakta, tak bergeraknya lagi jasad, maka mengkajinya lebih mudah, hanya dengan pembuktian mata kepala. Akan menjadi cukup rumit manakala kita ingin mengetahui apakah roh masih ada meski si jasad sudah terkubur dalam tanah dan kemungkinan sudah hancur dimakan cacing tanah. Menurut penulis kita hanya mungkin mengetahui bahwa meski si jasad sudah mati, namun rohnya masih ada dan bisa kita buktikan keberadaannya. Adapun kembalinya roh bersatu dengan jasadnya (kembali hidup), maka keimanan penulis meyakini bahwa hal itu hanya Allah yang kuasa mengadakannya. Namun, dalam beberapa literatur dan keyakinan umat beragama, hal itu sudah sering terjadi dan diperbuat Allah SWT melalui nabi-nabi-Nya dan oleh para wali Allah.

Peristiwa bersatunya roh-roh kepada masing-masing jasadnya secara besar-besaran insya Allah akan terjadi pada Hari Berbangkit, entah kapan, cuma Allah SWT saja yang Maha Tahu.

Sekarang, keinginan Robert Bigelow itu hanya sekadar ingin membuktikan di waktu paling mutakhir sekarang, apakah ada orang yang mengalami bangkit lagi dari kematian alias orang yang rohnya dipisahkan dari jasadnya, kemudian dihidupkan atau dipersatukan lagi roh dan jasadnya. Kedua, apakah ada orang yang bisa berkomunikasi dengan roh dari orang yang sudah meninggal dunia. Jika kedua soal ini bisa dibuktikan dan dipaparkan dalam tulisan ini, maka menurut penulis sebatas itulah pengetahuan kita yang terbatas ini untuk menjawab kepenasaran Robert Bigelow. 

Penulis pernah berbicara dengan seorang ustadz bernama Hafidz beberapa waktu lalu bahwa dia sempat bertemu dengan seseorang yang termasuk sangat langka, karena sebenarnya sudah berusia ribuan tahun. "Beliau saya temui di dekat kawasan Jembatan Barito (Kalsel), setelah memperoleh info dari kenalan. Sebelum bertemu saya mesti menata hati karena beliau tentu orang yang luar biasa keilmuannya. Beliau bergelar Syaikh Maulana dan sudah hidup sejak ribuan tahun lalu, namun sudah beberapa kali diwafatkan Allah. Beliau setelah wafat dan kemudian hidup lagi akan berkelana ke tempat lain sebagai upaya menghindari prasangka atau keheranan orang-orang sekitarnya. Beliau mengisahkan bahwa selama hidup beliau juga beristri dan beranak-pinak, dan banyak juga keturunannya yang juga menjadi ulama," kisah Ustadz Hafidz. Menurut Ustadz Hafidz, kenyataan yang terjadi pada Syaikh Maulana itu menurutnya sangat mungkin terjadi kepada seorang wali Allah dan tentu atas kehendak Allah SWT. 

"Kita tidak perlu bingung, karena para wali memang dilimpahkan keistimewaan oleh Allah. Apakah hikmah di balik beliau yang sudah ribuan tahun hidup dan bolak-balik diwafatkan kemudian dihidupkan lagi oleh Allah, hanya Allah Yang Maha Tahu," ungkapnya. Ustadz Hafidz pun sangat yakin kalau memang Syaikh Maulana tidak berdusta, sebab nada suaranya pun sudah bukan umum lagi, karena ia memiliki dua rongga tenggorokan dan dua pita suara. "Masya Allah, saya sempat bertemu beliau dan bersalaman dan mengobrol dengan beliau," katanya. 

Sedangkan pembuktian bahwasanya roh itu tetap ada dan hidup, merupakan hal yang lumrah meski tidak umum terjadi di kalangan orang-orang tertentu di Indonesia, khususnya Provinsi Kalimantan Selatan. "Setelah Abah Guru Sekumpul (Syaikh Zaini Ghani Sekumpul) wafat 2005, saya pernah bertemu dengan beliau dalam keadaan jaga (sadar)," ujar Ustadz Khairullah Zain kepada penulis. 
 
Kyai Fuad Pleret di Yogyakarta juga dalam beberapa kanal Youtube-nya juga mengaku bisa beberapa kali bertemu Syaikh Zaini Ghani Sekumpul, selepas wafatnya ulama kharismatik tersebut. "Padahal ketika beliau masih hidup, saya belum pernah sama sekali berjumpa. Namun, setelah beliau wafat, saya ketika ingin bertemu, beliau dengan izin Allah pun ada. Ya kalau bertemu, seperti kita biasa pada umumnya berbincang-bincang," imbuh Kyai Fuad. 

Pengalaman bertemu dengan roh orang-orang yang sudah wafat pun pernah dikisahkan Sri Ningsih kepada penulis. Pernah suatu ketika dalam perbincangan ada seorang yang tak sengaja mengisahkan tentang seorang yang sudah meninggal dunia. Perbincangan tersebut memang ada mengungkap aib si almarhum yang mati dengan 'anu' terpotong karena sebab kelakuan almarhum sendiri. Di tengah obrolan itu Sri Ningsih dengan wajah ngeri meminta supaya pembicaraan dihentikan dan lekas-lekas hadirin supaya mengirimkan doa kepada almarhum. "Tadi itu ternyata arwahnya (roh almarhum) tiba-tiba datang di depan pintu dengan kondisi mengerikan seraya menampakkan wajah marah. Si roh bilang buat apa memperbincangkan dirinya karena ia merasa tidak merugikan kami," ucap Sri kepada penulis. 
Sri dan Henny


Hj Henny Yulianti pun memiliki sejumlah pengalaman ganjil terkait orang yang sebenarnya sudah wafat. Menurutnya, suatu hari ia ditimpa kegalauan, kemudian antara tidur dan sadar ia didatangi Habib Natsir Ba'bud yang memberinya amalan dzikir yang dilakoni dengan cara tertentu. Selepas Habib Natsir tetiba menghilang, Henny pun menelepon temannya dan menanyakan alamat Habib Natsir. "Anehnya dari seberang telepon, teman saya bilang bahwa Habib Natsir sudah dua tahun lalu wafat. Maka semakin kaget lah saya," ungkapnya. 

Dari ulasan berbagai dalil adanya kehidupan sesudah mati dan sejumlah pengalaman nyata yang dialami orang-orang tertentu, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya hidup sesudah mati itu ada dan nyata. Semoga Rober Bigelow, miliarder yang masih penasaran dan ingin membuktikannya dapat terpuaskan. Semoga. Aamiin. (adi permana)







Komentar