Pengaron Kembali Dapat Air Bah, Martapura Semakin Parah




MARTAPURA - Setelah Selasa (12/1/2021), lagi-lagi Kecamatan Pengaron mendapat air bah Sabtu (16/1/2021) pagi. Kebiasaan, air limpahan dari kawasan tersebut, akan memperparah banjir yang ada di bawahnya, seperti Martapura.
Salah satu netizen sempat mengabadikan situasi banjir tadi pagi di Pengaron, di mana puluhan warga terpaksa berlari ke Gunung Nassau untuk menyelamatkan diri. Dari kejauhan tampak desa yang dipenuhi air dan banyak rumah yang hanya tinggal atapnya saja.

Sementara di lokasi lain, Rahmadi, warga Martapura mengatakan, keluarganya yang ada di Pingaran, Kecamatan Astambul tak mungkin lagi bertahan di desanya. "Air dalam rumah sudah sampai leher, makanya keluarga saya ajak ke Martapura di lokasi yang masih tinggi," ujarnya.

Yanti, warga asal Sungai Batang Martapura Barat juga mengisahkan, banjir sudah sampai ke plafon rumahnya, sehingga tak mungkin lagi bertahan. "Makanya kami minta divakuasi, dan mengungsi di Stadion Demang Lehman," ujarnya di sela-sela 600-an pengungsi lainnya.

Diprediksi banjir di Mataraman, Astambul, Martapura, Martapura Timur, Martapura Barat, Sungai Tabuk, Gambut, masih terus meninggi, karena air kiriman dari Riam Kiwa kembali terjadi. Sementara di Karang Intan, ratusan jala apung usaha ikan nila dan ikan mas milik warga banyak yang rusak terbawa arus.

Hal itu disebabkan arus deras menyusul spillway yang berfungsi, mengingat duga muka air (DMA) di Waduk Riam Kanan sudah lebih dari 60 meter. Padahal, untuk memfungsikan pelimpahan air itu saja cukup DAM 59,87 meter. Meski begitu, ketinggian DMA itu masih kalah dibanding 2006 yang mencapai 62,46 meter.

Aipda Hary, petugas di pengungsian terbesar di Stadion Demang Lehman menjelaskan kepad pers bahwa sejauh ini ada lebih dari 600 pengungsi. Uniknya, pengungsi tak hanya dari Kabupaten Banjar, melainkan ada dari Banjarbaru dan juga dari Tala. 

"Kita sifatnya sosial, kita akan terima pengungsian dan layani semampu kita. Syukurlah, berdatangan para relawan, juga petugas kesehatan dari Pemkab Banjar, juga RS Pelita Insani," jelasnya.

Dengan dua dapur umum, sejauh ini para pengungsi bisa terlayani untuk makan minumnya. "Ada juga bantuan dan pasokan dari para dermawan. Namun, kita akui ada kesulitan selimut bagi pengungsi untuk menahan dingin malam. Posko pengungsi SDL sendiri terbilang unik, karena selain menerima logistik, juga bisa menjadi penyuplai logistik maupun pakaian bagi posko pengungsian lain yang membutuhkan. Kami sudah mendistribusikan juga ke Astambul, Karang Intan, Mataraman," bebernya.

Aluh dari Sungai Rangas berharap ada bantuan selimut untuk mereka, untuk melawan dinginnya angin malam. "Kami tak sempat membawa apa-apa," ujarnya. Selain itu, karena banyak juga balita maka yang juga diperlukan adalah makanan bayi dan popok (pempers).

Sejumlah wilayah di Martapura terpaksa dipadamkan aliran listriknya, karena dinilai berbahaya jika dialiri listrik, mengingat sejumlah trafo sudah terendam air, atau sudah tidak aman. 

Diperkirakan, lebih dari 10 ribu KK atau hampir 35.000 jiwa terdampak banjir di Kabupaten Banjar. Sebagian mengungsi di lokasi-lokasi pengungsian yang sudah ditetapkan Satgas Tanggap Darurat, dan sebagian besar lainnya menumpang di tempat sanak famili yang masih aman dari jangkauan banjir.

Komentar