Oknum Pemukul Masih Berkeliaran di Wilayah Hukum Banjar



Syahri SH, kuasa hukum korban

MARTAPURA – Oknum yang diduga terlibat dalam pengeroyokan yang terjadi di jalan houling, Desa Makmur Karya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabu (23/12/2020) pukul 17.15 Wita, ternyata masih bebas berkeliaran.

Terduga yang sepertinya belum diamankan pihak berwajib itu antara lain berinisial HK, WR dan AN yang masih satu keluarga. Korbannya adalah karyawan PT Palmina Utama, Rahmad Ade Hidayatullah.
 
Jumat (1/1/2021), Syahri SH, penasihat hukum korban mengatakan, perkara tersebut telah dilaporkan ke Polres Banjar dengan Nomor: STTLP/132/XII/Kalsel/Res Banjar/SPKT, tertanggal 23 Desember 2020. Bahkan, berdasarkan hasil visum, menyebutkan bahwa korban mengalami luka memar di bagian kepala belakang.

“Permintaan kita sebagai penasihat hukum, agar ketiga pelaku segera ditangkap, karena perbuatan pelaku telah meresahkan masyarakat,” kata Syahri, Kamis (31/12/2020). 

Selain itu, penangkapan juga harus dilakukan, agar ketiga pelaku tidak melarikan diri dan melakukan perbuatan yang sama terhadap orang lain.

“Harus saya ungkapkan, saat ini korban belum dapat beraktivitas seperti sedia kala, karena merasa tidak tenang, trauma dan takut, sebelum pelaku ditangkap,” ucap Syahri.

Syahri menjelaskan, ihwal kasus tersebut bermula Jumat (11/12/2020). Saat itu, hasil buah sawit PT Palmina Utama sedang banyak. Mencapai lebih dari 700 ton. Tapi buah-buah itu masih berada di kebun. Sementara, salah seorang terduga pelaku, HK, merupakan pemilik armada truk yang bekerja sama dengan perusahaan untuk mengangkut buah tersebut.  

Namun karena armada kendaraan yang dimiliki HK terbatas, sehingga distribusi 700 ton buah sawit ke pabrik untuk diolah menjadi terhambat. Akibatnya banyak buah sawit yang mengalami kebusukan. 

Karena hal tersebut, manajemen perusahaan mengambil inisiatif untuk merekrut armada lain, guna memperlancar distribusi buah sawit.
Ternyata, HK bersama rekannya, WR dan AN tidak terima. Mereka kemudian menghentikan truk rekrutan perusahaan untuk mengangkut buah sawit, di tengah jalan. Lalu meminta sopir truk membongkar muatan buah sawit di situ juga.

Mendengar itu, korban mengirim pesan kepada HK untuk menemuinya di pabrik. Tapi tidak digubris. Lalu korban bersama dua karyawan lain berniat menemui HK untuk melakukan pembicaraan. 

Di tengah perjalanan dengan kendaraan mobil, korban bertemu dengan HK bersama WR dan AN. Saat itu, HK langsung turun mobil, lalu meminta korban juga turun.
“Dua karyawan yang bersama korban kemudian turun untuk memenangkan HK. Tapi dia malah menyuruh WR dan AN untuk memaksa korban juga turun dari mobil,” cerita Syahri.

Dengan terpaksa, akhirnya korban turun dari mobil sambil berusaha berbicara kepada ketiga terduga pelaku. Namun secara tiba-tiba, HK menyerang dari arah belakang. Dia memukul kepala belakang korban sebelah kiri. 
Tak lama, WR dan AN pun juga menyerang dan memukul korban di kepala belakang, rahang dan badan korban. 

“Saat coba dilerai oleh dua karyawan yang bersama korban, AN terlihat mendekat ke arah mobil. Korban khawatir, AN saat itu akan mengeluarkan sesuatu, sehingga langsung masuk mobil dan pergi ke kantor polisi,” ungkap Syahri.

Syahri memastikan, saat itu korban tidak melakukan perlawanan saat dianiaya oleh ketiga terduga pelaku. “Korban tidak melakukan perlawanan. Hanya menunduk daat dikeroyok. Maka dari itu, saya harap kepolisian segera beritindak tegas dengan mengamankan ketiga terduga pelaku,” tutupnya.

Komentar