Banjir Parah 30 Ribu Jiwa Terdampak



MARTAPURA - Beberapa kecamatan di Kabupaten Banjar mesti menghadapi kenyataan banjir yang semakin meninggi. Terbaru, warga di Kecamatan Pengaron menghadapi banjir bandang yang tiba-tiba saja menerjang perumahan penduduk yang kebetulan tak jauh dari sungai yang meluap. Kondisi disebabkan beberapa jam wilayah itu diguyur hujan lebat.

Biasanya jika air dari kawasan Pengaron dalam maka debit air di kawasan Mataraman, Astambul, Martapura hingga Sungai Tabuk juga akan semakin naik. Junai seorang netizen sempat merekam kejadian banjir yang cukup parah, bahkan ada puluhan rumah yang terendam sehingga mencapai plafon rumah. Beberapa mobil dan kendaraan tak sempat dievakuasi dan harus terendam. Ia pun melalui video meminta perhatian dan bantuan dari aparat maupun relawan sosial agar membantu para orangtua maupun anak-anak yang 
terjebak banjir. 

"Minta tolong banar nah buhan timsar nang di mana aja banyak banar sudah di Pengaron yang terjebak banjir banyu makin naik. Hujan deras banyu gunung tambah datang aja yang be anakan halus banyak banar yang terjebak di dalam rumah. Tolongi akan kalo ada yang daerah mana aja memberi pertolongan  ke Pengaron gasan meambili korban banjir yang bisi anakan halus kalo ada pelampung karet," ujar Junai, warga setempat, Selasa (12/1/2021). Di Desa Rantau Bakula, arus air begitu deras, bahkan lantai jembatan utama permanen sampai diserbu air sungai setempat yang meluap.  

"Informasi terkini, jembatan utama Rantau Bakula lantainya hampir sama dengan air sungai," ujar Dahlan Ahmad, warga setempat yang menyampaikan informasi. Banjir sudah berlangsung lebih dua pekan, sejak akhir tahun 2020, di mana situasi ini membuat ribuan KK terdampak banjir. Tujuh kecamatan yang terendam banjir tersebut diantaranya Kecamatan Pengaron, Kecamatan Mataraman, Astambul, Kecamatan Martapura Kota, Martapura Timur, Kecamatan Martapura Barat, Kecamatan Karang Intan dan Kecamatan Sungai Tabuk.

HM Hilman Ketua Satgas Tanggap Darurat mengakui bahwa warga terdampak banjir mencapai 10 ribu KK atau 30 ribu jiwa. Di dalam Martapura pun air kiriman dari Sungai Riam Kanan, dan juga Riam Kiwa mengisi sejumlah daerah berstekstur rendah seperti Bincau, Tunggul Irang, Murung Kenanga hingga Pekauman. "Situasi air masuk rumah, pernah terjadi 2006, kali ini rumah mertua saya di Pesayangan, mulai terendam," ujar Badrul yang khawatir situasi banjir sekarang menyamai kondisi 2006.

Dari pantauan, hujan memang secara martaton terjadi di wilayah Kabupaten Banjar dan bahkan merata di sejumlah wilayah Kalsel. Alhasil, air Sungai Riam Kanan, dan Riam Kiwa meluap. Pada 2006, banjir parah sampai-sampai kawasan seperti Karang Intan yang cukup tinggi pun ikut terimbas, di mana ribuan jala ikan rusak, dan bahkan sejumlah jembatan gantung terputus. "Kini air mulai memasuki lantai puluhan rumah di wilayah Karang Intan," ujar Anang Rohmi.

Kala 2006, banjir di Kabupaten Banjar dan Kalsel diperparah air kiriman Sungai Barito di Kalteng juga meluap. Akibatnya, arus dari Riam Kanan dan Riam Kiwa, Sungai Martapura menjadi kurang lancar terhalang meningginya Sungai Barito. Itulah yang menyebabkan, banjir 2006 menjadi parah dan cenderung lama, dari Februari hingga April. Saat ini, situasi itu tak terjadi, mengingat Sungai Barito belum meluap, dalam artian masih dalam ambang wajar, meski intensitas hujan di kawasan hulu Barito mulai tinggi. 

Dikabarkan Irwan Kumar, Kepala BPBD Banjar, bala bantuan sudah bergerak untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir. Pemkab Banjar sendiri harus bahu-membahu dengan aparat kepolisian, TNI, dan lembaga swadaya (relawan).

Kepala BPBD Kabupaten Banjar HM Irwan Kumar mengatakan bahwa kondisi banjir ini, berkenaan dengan curah hujan tinggi serta kondisi ketinggian air di gunung daerah Pengaron dan Mengkauk juga meninggi.

“Sampai saat ini ada 7 kecamatan yang terdampak banjir dan kondisi air yang akan terus meninggi karena curah hujan yang tinggi hingga akhir Januari menurut informasi BMKG serta air yang berada di daerah pegunungan juga meninggi,”ungkap Irwan Kumar. Ditambahkannya, kalaupun harus dilakukan evakuasi, silakan aparat desa bergerak melakukan tindakan untuk evakuasi pertama ke tempat yang bisa dijadikan pengungsian. Namun apabila di desa tersebut tidak ada tempat yang bisa dijadikan pengungsian, 
Pemkab Banjar telah menyiapkan tempat untuk pengungsian di Kantor Camat Martapura dan Stadion Demang Lehman akan disiapkan jika memang diperlukan.

Aparat desa sejauh ini cukup tanggap membantu warga terdampak. Di aula Kecamatan Martapura telah didirikan wadah pengungsian untuk menampung warga yang sudah tak mungkin lagi menempati rumahnya. Memang sebagian masih ada yang bertahan dengan membangun balai kecil atau andang dalam rumah, sekadar untuk bisa tidur. Sebagian 
lainnya terpaksa mengungsi ke sanak famili yang rumahnya lebih tinggi.


Komentar