Ternyata Guru Sekumpul Pernah Nyantri di Sini

Penulis di salah satu sudut majlis Habib Ahmad bin Muhammad Assegaf.


KOTA ini meski tidak terlalu besar, namun ibukota Jateng ini cukup padat penduduknya, yakni sekitar 4 juta jiwa. Namun, siapa sangka, ternyata di kota ini dahulunya sekitar tahun 50-an dan 60-an, banyak menyimpan kenangan berarti bagi urang Banjar. 

Ya Kota Semarang tepatnya di Jl Purwogondo III RT 4 RW 5 Perbalan Semarang ternyata pernah jadi kota persinggahan Guru Sekumpul kala menjadi santri di pondok pesantren asuhan Habib Ahmad bin Muhammad Assegaf.

Habib Ahmad bin Muhammad Assegaf (Semarang) seorang wali majzub saat bersalaman pada waktu Guru Sekumpul masih muda, beliau berseru kepada ulama yang ada agar mencium tangan Guru Sekumpul muda. "Cium tangan Zaini. Ini kutub cilik, ini kutub cilik," seru Habib Ahmad kepada hadirin yang banyak waktu itu ulama-ulama berpengaruh.

"Dulu di sini sekitar tahun 50-an atau 60-an, Tuan Syaikh (Guru Sekumpul) pernah nyantri di sini sama Abah (Habib Ahmad)," ujar Habib Jafar bin Ahmad bin Muhammad Assegaf kepada penulis yang bertamu ke kediamannya.

Habib Jafar didampingi saalah satu anaknya, yakni Habib Zacky menunjukkan bekas kamar Guru Sekumpul. Bahkan, tak hanya Guru Sekumpul, sejumlah ulama-ulama besar Martapura seperti KH Semman Kompleks (orang tua Abah Anang Djazouly) serta KH Badruddin pernah mondok juga di sini. Saat itu, Guru Sekumpul masih berusia remaja. Habib Jafar sendiri juga dekat dengan Guru Sekumpul.

Prediksi yang lebih dikarenakan kasyafnya Habib Ahmad ternyata terbukti ke depannya, sebab Guru Sekumpul remaja menjelma menjadi ulama besar yang sangat disegani dan dihormati. Ulama yang kala hidup, pengajian umum pada tiap Minggu dan malam Senin membacakan maulid Simtudhuror dihadiri lebih dari 10.000 jemaah. Sejak wafat 10 Agustus 2005, haulnya berangsur-angsur membesar, dari dihadiri 300.000 hingga terakhir pada 2020 lalu dihadiri tak kurang dari 2,5 juta jemaah dari berbagai pelosok Indonesia dan luar negeri.

Di Perbalan ini, tiap malam Jumat juga masih berlangsung maulidan,namun tidak menggunakan terbang. Hanya saja selama pandemi Covid-19, majlis diistirahatkan sementara waktu. "Kita mengikuti anjuran pemerintah setempat, jadi majlis sementara istirahat," aku Habib Jafar yang termasuk tokoh habaib yang disegenai di Martapura.

Penulis bersama rekan-rekan sempat berfoto di kawasan pondokan selepas shalat isya berjamaah yang langsung dipimpin Habib Jafar bin Ahmad bin Muhammad Assegaf. Meski nyata lebih mulia, Habib Zacky dengan tawadhu melayani rombongan penulis. Tak ada kelelahan di wajahnya yang selalu dihiasi senyum tulus. Syukran katsir ya habibana atas jamuannya. (ap)



 

Komentar