Banjar Bukan Termasuk Zona Hijau, Sehingga Satus Darurat Masih Melekat


MARTAPURA - Salah satu Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Banjar, HM Hilman dari Command Center Barokah menegaskan bahwa saat ini setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak diperpanjang, maka status kembali ke status awal yakni darurat kebencanaan non alam. Hanya saja, memang ada pelonggaran di beberapa sektor agar masyarakat tetap produktif.


"Begitu PSBB selesai, kembali ke posisi darurat. Terbitnya kepres darurat bencana non alam, status bencana nasional, artinya, sesuai kondisi di daerah masing-masing. Kalau new normal dilakukan maka UU karantina, dan Banjar bukan termasuk 102 daerah sebagi daerah zona hijau, maka setiap daerah dalam kondisi karantina. Namun, pelonggaran mulai rumah ibadah dan sektor usaha, sektor usaha perdagangan barang dan jasa, terkait hajat hidup orang banyak, pertanian dan peternakan, home industr, konstruksi, logistik, barang, pertambagan, perminyakan, dilakukan untuk mewujudkan masyarakat produktif namun aman dari Covid-19," ujar Hilman.

Artinya, protokol Covid-19 seperti jaga jarak aman, memakai masker, rajin cuci tangan memakai sabun tetap diterapkan. Bahkan, sekolah pun termasuk yang masih dalam pembahasan, apakah dibuka atau belum harus ditentukan dalam rapat gugus tugas. Padahal isu beredar sejumlah pondok pesantren bakal membuka proses belajar pertengahan Juli 2020 mendatang.

"Petugas gabungan tetap melakukan pengawasan di sejumlah rumah ibadah, pasar dan sektor lain untuk memberikan sosialisasi langsung agar protokol Covid-19 dalam aktivitas masyarakat bisa dilaksanakan secara baik dan benar, meski masih menyesuaikan dengan budaya dan kearifan lokal," bebernya.

Sementara Kadinkes Banjar dr Diauddin mengatakan, kalau misal ada ledakan gelombang kedua, mau tidak mau pelonggaran harus dikurangi. Kendala menurutnya terjadi pada lamanya hasil swab di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) bahkan pemerintah kabupaten belum boleh beli PCR (polymerase chain reaction) sendiri.

Sejauh ini sudah rapid test sudah 3.000-an dan swab lebih 550. "Ke depan, 200-300 akan keluar hasilnya dan jangan kaget jika ada ledakan yang positif. Sementara rapid test untuk anak-anak sekolah dibantu untuk yang tidak mampu, karena ini masa depan bangsa, jika menjadi syarat melanjutkan sekolah di luar daerah. Namun, bagi yang mampu disarankan untuk tes di rumah sakit swasta. Kabupaten Banjar pada saat ini tercatat yang positif Covid-19 sebanyak 135, 117 diraway di berbai rumah sakit, 11 orang sembuh dan tujuh.

New Normal jika 10 persen dari total penduduk sudah dilakukan tes swab, dan ketersediaan ruang perawatan di rumah sakit khusus pasien Covid-19 mencapai 60 persen, sedangkan daerah Banjar masih belum mampu melakukannya. Jumlah penduduk Banjar 560 ribu, yang berarti yang harus di-swab setidaknya 56.000 orang. Begitu juga kemampuan daya tampung RS Ratu Zalecha hanya delapan kamar, sehingga jauh dari ketersediaan 60 persen tempat bagi pasien Covid-19.

Komentar