Warga Perbatasan Jangan Paksakan Diri ke Pasar Banjarmasin


MARTAPURA - Imbuan terus dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPP C-19) Banjar, sebab penambahan orang positif Corona justru barasal dari cluster pasar di Banjarmasin. Hal itu diakui oleh juru bicara GTPP C-19 Banjar dr DIauddin dalam juma pers jarak jauh dari Command Center Barokah, Martapura, Senin (11/5/2020).


"Tambahan tiga sehingga ada 23 terkonfirmasi positif, aialah satu keluarga, ibu, anak dan menantunya. Mereka berasal dari Kertak Hanyar. Si ibu kebetulan sering bepergian ke pasar di Banjarmasin. Ini sebenarnya mirip dengan sembilan kasus sebelumnya, yang semua terkonfirmasi positif, setelah ada riwayat perjalanan ke pasar di Banjarmasin baik sebegai pedagangnya maupun pembeli," jelasnya. Ibu dan anak itu kini bergejala dan dirawat di RS Bhayangkara Banjarmasin, sedangkan sang menantu dirawat terpisah di RS Ciputra Kertak Hanyar.

23 terkonfirmasi positif itu terdiri 15 dirawat di berbagai rumah sakit dan enam sembuh, serta dua meninggal dunia. "Maka kami mengimbau agar warga di perbatasan seperti di Sei Lulut, Kertak Hanyar juga agar waspada dan tidak usah memaksakan diri ke pasar di Banjarmasin," ingatnya.

Ia mengatakan juga bahwa pihaknya akan kedatangan 7.000 rapid test dalam waktu dekat. "Kita akan bagi ke puskesmas, lebih cepat pemeriksaan untuk yang dicurigai akan lebih baik untuk memutus penyebaran. Selama ini petugas di puskesmas sudah dilatih. Namun rapid test alatnya minim. Selain itu, kemampuan lab Kesda atau BTKL juga terbatasa karena hanya mampu menganalisa 64 sampel/hari. Sementara sampel swab yang masuk mencapai 400/hari. "Apalagi saat ini sampel banyak kiriman Tanbu, makanya hasil baru diketahui empat hari kemudian," imbuhnya.

Mengenai tiga jurnalis yang reaktif terhadap rapid test sedang diisolasi di karantina kesehatan milik Pemkab Banjar di Guuest House Sultan Sulaiman. "Jangan khawatir, kita akan tetap tangani dengan konsultasi via telepon, terkecuali ada penanganan yang agak berat baru petugas diturunkan. Namun konsumsi vitamin akan diperhatikan. Begitu juga nanti untuk jurnalis lain yang masih bertugas kita akan perhatikan kebutuhan vitaminnya," katanya.

Tentang PSBB, Diauddin menginformasikan bahwa saat ini proses pengusulan sudah sampai ke Menkes dan sedang dipelajari Menkes. "Tentu di perbatasan akan sangat terbantukan jika PSBB jadi dilaksanakan, sehingga arus keluar masuk warga bisa lebih selektif tidak terlalu bebas," tuturnya.

Komentar

Advertorial Post