Dorong Desa Tangguh Covid-19 untuk Bantu Karantina OTG



MARTAPURA - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banjar sedang melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diantara 24 kabupaten/kota lainnya se-Indonesia. Beberapa hari lagi status ini akan berakhir, dan akan segera memasuki tahapan baru yang disebut Presiden Joko Widodo sebagai new normal.


Waket GTPP Covid-19 Banjar, HM Hilman dari Command Center Barokah Martapura, Rabu (27/5/2020), mengakui bahwa daerah ini masih PSBB, dan mendekati saat terakhir. "Kami lagi intensif mengevaluasi pelaksanaan PSBB. Perkembangan terkini seiring kebijakan baru, ditetapkan untuk pelaksanaan new normal, ada 25 kabupaten/kota, pengembangan dari PSBB. Kita menunggu sepertinya apa petunjuk new normal. Namun tidak jauh dari upaya mengubah perilaku kehidupan sosial agar bisa bersahabat dengan Covid-19, tetapi protokol harus dipenuhi. Dari PSBB, pada kehidupan sosial mana secara bertahap akan dilonggarkan. Mungkin pusat-pusat perdagangan, juga pelaksanaan ibadah disesuaikan," tukas Hilman.

Hilman menambahkan, saat ini penampungan positif Covid-19 namun tidak bergejala di Bapelkes dan Abulung Banjarbaru sudah penuh, dan diharapkan agar desa tangguh Covid-19 bisa mengupayakan lokasi khusus di desa masing-masing untuk sementara menampung orang tanpa gejala. "Kita akan dibantu teknisnya. Desa tangguh juga perlu mempersiapkan diri, sambil kita optimalkan Guest House Sultan Sulaiman dan PSBB Kemenag Indrasari," bebernya. Selain itu, jaring pengaman sosial (JPS) terutama untuk keluarga pasien Covid-19 sudah semestinya dibantu kebutuhan ekonomi hidupnya.

Sementara juru bicara GTPP Covid-19 Banjar dr Diauddin, mengakui ada peningkatan tajam terkonfirmasi Covid-19, hampir dua kali lipat, yakni sebelumnya 45 menjadi 88, yang berarti ada tambahan 44 orang positif Corona. Tambahan 44 positif Covid-19 berasal dari 200-an sample yang dikirim ke BTKL. "Kondisi 44 posisitf, sebagian ada tenaga kesehatan, termasuk perawat ada lima orang. Dua diantaranya orang puskesmas, sisanya, kontak erat dengan positif terdahulu, seperti anak, istri. Bahan banyak dari panti asuhan Gambut, karena mereka sempat kontak dengan yang positif sebelumnya," ungkapnya.

Diauddin juga berharap kepada masyarakat dan aparat desa agar bila ada yang positif, tidak langsung minta jemput atau menolak sampai menghakimi orang yang posisif., "Sebab selama ia (OTG) berada di rumah ia aman. Tidak gampang menjemput, karena banyak hal yang harus dipersiapakan. Bapelkes, dan Abulung juga penuh. Masyarakat tidak perlu panik, tidak berbahaya selama ia stand by di dalam rumah. Empati, support misal perlu ditingkatkan misal memberi makan keluarga terdampak," ujarnya.

Sedangkan Aidil Basith, Kadis Kominfo SP Banjar mengatakan bahwa pihaknya sudah berusaha mensosialisasi adanya call center 112. "Sejauh ini ada 1.121 telpon masuk, dan masih banyak yang mencoba dan tidak memberikan informasi. Sebagian mempertanyaan soal bansos dan PSBB, dua itu yang menonjol. Ke depan, semua kedaduratan akan dilayani 112, seperti kecelakaan, listrik mati, pokoknya kalau ada masalah masuk di 112," tegas Basith.

Komentar