Satu Satpam Mesjid di Kabupaten Banjar Positif Corona, 23 Lainnya Pernah Kontak Diisolasi

Ilustrasi

MARTAPURA - Masih ngeyelnya sebagian kecil masyarakat memaksakan diri shalat Jumat ternyata langsung dijawab fakta bahwa seorang satpam mesjid tertentu di Kabupaten Banjar ternyata roboh tiba-tiba dan setelah dites positif terkena Corona. Hal itu disampaikan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Banjar dari Command Center Barokah, Sabtu (11/4/2020).


"Tambahan satu pasien positif Covid-19 adalah seorang satpam mesjid tertentu di daerah kita. Jumat malam beliau tiba-tiba roboh, mengalami sesak nafas. Setelah diperiksa ternyata positif Corona. Dengan tambahan satu ini berarti Kabupaten Banjar ada empat pasien positif Corona. Selain satpam ini ini juga ada berkontak dengan 23 orang, baik keluarganya maupun sejumlah pengurus mesjidnya. Kepada mereka ini dilakukan isolasi mandiri," jelas dr Diauddin, juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banjar.

Data terkini, empat positif, pasien dalam pengawasan (PDP) nihil, orang dalam pemantauan (ODP) sejumlah 102. Secara rinci, tiga positif Corona berasal dari Kertak Hanyar dan ada yang dari cluster Ijtima Ulama Asia Gowa Sulsel, dan seorang lagi asal Martapura.

Lokasi mesjid ini tambah Hilman, Waket Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banjar kebetulan di jalan lintas provinsi. "Ini sebenarnya mirip dengan banyak mesjid kita yang berada di jalur lintas provinsi, sehingga rawan terjadi penularan lokal (transmisi lokal). Semua pihak, baik pemerintah bersama MUI dan organisasi keagamaan pada prinsipnya tidak melarang shalat, tetapi menghindari kerumunan massal. Mohon masyarakat bisa memahami ini," imbaunya.

Penularan virus bisa melalui percikan air ludah, atau karena tanpa sengaja menyentuh benda yang sudah ada virus kemudian menyentuh mulut atau mata. "Karena virus ini tidak kelihatan dan bisa saja ditularkan orang tanpa gejala yang selintas sehat-sehat saja, maka sangat rawan kalau terjadi di kerumunan massal," jelasnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada, serta mengikuti apa-apa yang sudah diimbau pemerintah maupun MUI, yakni menghindari kerumunan massa, agar menjaga jarak, rajin mencuci tangan dengan sabun, serta menggunakan masker kalau terpaksa beraktivitas di luar rumah.

Satu warga, Sairi mengharapkan keberadaan Desa Tangguh Covid-19 bisa membentengi masyarakat desa dari terjangkit wabah Corona. Namun, ia juga mengharapkan agar ada dukungan aparat terkait memberikan pemahaman tentang bahaya Corona dan potensi penyebaran wabah jika warga berkerumun atau bahkan tidak disiplin mengikuti imbauan pemerintah.

Komentar