MARTAPURA - Berdasar data hingga Selasa (7/4/2020), ada 109 orang dalam pemantauan (ODP) dan 72 yang sudah selesai dipantau. Kemudian ada dua orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) serta 47 orang risiko tinggi. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banjar, HM Hilman menyampaikan bahwa ada penambahan PDP dari Senin (6/4/2020).
Ditambahkan Kadinkes Banjar Diauddin, ternyata setelah koordinasi dengan RSUD Ulin Banjarmasin yang kemarin satu sempat dikeluarkan dimasukkan lagi. Satu tambahan pasien yakni profesi karyawan RS Ciputra, karena ada kontak dengan pasien positif yang kemudian dirujuk ke RSUD Ulin. "Selain itu, paramedis kita sudah menjalani rapid test dan alhamdulillah negatif. Namun, jika ada gejala batuk filek, akan dites ulang," ucap Diauddin.
Mengenai anggaran Hilman mengatakan bahwa untuk penanganan ini dicadangkan dana total Rp34,646 miliar terdiri dari insentif paramedis dan penanganan kesehatan lainnya Rp9 miliar, kemudian bantuan tidak terduga (BTT) Rp23 miliar dan bantuan sosial (bansos) yang tidak terduga Rp1,5 miliar. "Penggunaan anggaran untuk penanganan Covid-19, ada tiga kriteria, yakni penanganan kesehatan dan peruntukan kesehatan lainnya, lalu penanganan dampak ekonomi agar menjaga dunia usaha terus berlangsung serta penyiapan jaring pengaman sosial," ujarnya.
Teknisnya menurut Hilman semua akan dinamis berjalannya, sebab meliputi bagaimana ketahanan pangan, mempersiapkan keberlangsungan ekonomi agar masyarakat terus bekerja, dan penyaluran bantuan sosial seefektif mungkin. Intinya kita sudah mempersiapakan anggaran, melalui insentif daerah adalah dana dari pemerintah pusat sesuai Kemenkeu, sudah 9 miliar yang diperuntukan di kesehatan dan penanganan di Raza.
Diauddin menambahkan juga bahwa Kabupaten Banjar termasuk zona merah Corona, karena ada tiga yang positif. Apalagi dalam wilayah Kalsel ada dua meninggal berarti secara teori vektor diperkirakan 100 orang yang positif, dan bahkan mungkin 1.500 orang, meski yang terkonfirmasi baru 16 positif Corona.
Kemungkinan jika situasi tambah parah, maka penanganan pasien positif tapi gejala ringan akan ditangani puskesmas, sedang ke rumah sakit, sementara yang berat di rumah sakit rujukan.
"Untuk Kabupaten Banjar, jumlah tenaga paramedis yang diterjunkan, di rumah sakit, hampir 1.000. Termasuk di lab, radiologi, laundri. Kalau di Dinkes Banjar, sekitar 1.000 lebih, tenaga beberapa puskesmas rawat inap. Untuk Dinkes membawahi seluruh kcamatan dan desa, harusnya semua ada di sana. Rawat jalan masih kita layani dengan pembatasan. Seandainya, jika ada ledakan kasus, semua siap dimobilisasi," terang Diauddin.
Hilman juga menginformasikan bahwa kegiatan Bupati Banjar H Khalilurrahman sudah menyampaikan insentif kepada paramedis, juga tenaga BPBD dan petugas penunjang lainnya yang berkaitan dengan penanganan Covid-19 di garda terdepan. Juga diluncurkan aplikasi Belanja Online Bahan Pokok, jadi dengan belanja online yang pembeli bisa pesan dan bisa diantar ke rumah. Kita juga sudah mengedarkan surat Bupati Banjar terkait penggunaan imbauan penggunaan masker. Disperindag mempersiapkan kerjasama dengan industri mikro dan kecil (IMK), memproduksi masker kain sebanyak-banyaknya, yang akan dibagikan gratis secara massal kepada masyarakat melalui kelompok masing-masing dengan kemampuan terbatas namun terpaksa beraktivitas di luar.
Dandim 1006 Martapura Letkol Ssiswo Budiarto, kami mengoptimalkan jajaran di bawah gugus tugas di kecamatan hingga Desa Tangguh Covid-19. "Mudah-mudahan desa segera terwujud, guna memudahkan pendataan, monitoring, pengawasan kepada ODP, dan imbauan-imbauan positif yang bisa diakses dan disebarkan kepada media," ungkap Siswo.
Komentar