PDP Tidak Bertambah, ODP Kembali Meningkat 96



MARTAPURA - Dari data hari Kamis (26/3/2020), ada penambahan orang dalam pemantauan (ODP) lagi menjadi 96. Orang melapor 2 orang, ODP 96 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) tetap 2 orang. Demikian hasil jumpa pers di Command Center Martapura Rumdin Bupati Banjar.


Ketua Gugus Tugas Tanggap Darurat Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Banjar, HM Hilman mengatakan, pihaknya terus berupaya keras menanggulangi wabah ini. "Social distancing ini akan terus diperbaiki. Apakah waktu 2 minggu apakah itu efektif. Agar musuh kita (virus Corona) keluar lalu kita tahu untuk bisa mengatasinya," ujar pria yang juga Sekda Banjar ini.

Menurutnya, hampir semua kecamatan ada ODP maka akan diupayakan wadah singgah (transit), namun hal itu akan dilihat lagi sejauh mana wabah di Kabupaten Banjar. Ia berharap, PDP yang sekarang dirawat di RSUD Ulin yang sedang menunggu hasil tes, bisa negatif Corona. Demikian juga angka PDP tidak sampai meningkat tajam.

Sementara Dandim 1006 Martapura Letkol Siswo Budiarto mengatakan, bantuan (alat pelindung diri) APD dari pusat sudah sampai di wilayah Kalsel dan mulai didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit melalui Gugus Tugas Provinsi Kalsel.

"Kita tidak bisa menghentikan arus keluar masuk orang. ODP ada tanda klinis memang seperti batuk dan suhu 38 derajat bahkan lebih. Yang terpenting, ada riwayat perjalanan dari daerah yang sudah terinfeksi. ODP akan dibatasi dan supaya sadar untuk mengisolasi diri di rumah masing-masing. Mereka oleh babinsa dipantau terus," ujar Siswo.

Ada memang total 180 orang Banjar yang belajar di Jatim yang pulang ke Banjar, namun mereka dapat kartu kuning yang juga untuk memudahkan pemantauan oleh petugas puskesmas. "Yang kita khawatirkan adalah transmisi lokal. Yakni ada penambahan ODP dari lokal yang sebenarnya tidak tidak pernah bepergian keluar daerah. Untungnya, semua ODP bersifat impor yakni yang baru dari luar daerah," jelasnya.

Virus Corona tidak terlihat namun hal yang bisa membatasinya ialah dengan menjaga jarak ketika bergaul, tidak berkumpul banyak orang serta usahakan memakai masker, dan rajin mencucui tangan pakai sabun atau sanitizer.

Hilman menambahkan dana bukan masalah yang penting action. "Perkemenkeu sudah menjelaskan bahwa daerah yang dapat DAK, DAU bisa melakukan pergeseran jika ada force major. Atau bisa memakai dana tak terduga. Sebagian bisa digunakan untuk upaya pencegahan dengan sosialisasi, edukasi juga mitigasi. Juga penanganan perawatan dan pengobatan. Apalagi pusat sudah membeli lampu hijau bagi desa menggnakan dana desa untuk melakukan sosialisasi menanggulangi Corona di desanya. Juga tentang bagaimana desa menanggulangi krisis pangan akibat persoalan Corona ini. Ada Dinsos juga yang bisa meluncurkan bantuan 150 ribu rupiah per jiwa keluarga penerima manfaat yang sekarang naik jadi 200 ribu," ujar Hilman.

HIPMI Banjar melalui dr Anindya dan Wahyudi Rifani menyerahkan bantuan Rp15 juta lebih kepada IDI Banjar dalam rangka membantu para dokter yang sedang berjuang menanggulangi Corona. "Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian kami kepada para dokter yang berjuang keras menanggulangi wabah Corona," tukas Anindya.

Komentar