Kabupaten Banjar Kurang Serius Tangani Corona


MARTAPURA - Meski sudah membentuk Gugus Tugas Penanganan Covid-19 yang sekretarisnya Kadinkes Banjar dr Diauddin, namun, tim ini terkesan kurang serius menangani dan mencegah masuknya Corona ke Kabupaten Banjar.


Tak ada upaya mencegah ketika sejumlah oknum anggota DPRD Banjar tetap kunker keluar daerah, ke Palangkaraya Kalteng yang notabene sudah ada kasus Corona di daerah itu. Selain itu. Tak ada keterbukaan dari PSC sebagai bagian dari tim penanganan tersebut, tentang berapa orang yang masuk dalam daftar sebagai orang dalam Pemantauan (ODP) atau pasien dalam pengawasan (PDP). PSC beralasan bahwa untuk ODP maupun PDP hanya diketahui Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dan PSC bukan untuk dipublikasikan ke masyarakat.

Sementara, baru-baru tadi, Kadinkes dr Diauddin sekaligus juru bicara Gugus Tugas mengatakan bahwa pihaknya tetap mengimbau agar tidak melakukan perjalanan keluar daerah. Disinggung oknum anggota DPRD Banjar yang berangkat ke Kalteng, Diauddin mengatakan akan diperlakukan sebagaimana masyarakat umum, yakni dimasukkan dalam klasifikasi ODP. "Secara umum kita tetap mengimbau untuk tidak melakukan perjalanan keluar daerah bagi siapapun, untuk mengurangi kemungkinan masuknya Covid-19 di banua kita, khususnya Kabupaten Banjar," jelasnya.

"Kalaupun ada yang berangkat, kita harapkan untuk melapor ke hotline PSC Kabupaten Banjar atau memeriksakan diri ke Puskesmas, untuk di lakukan pemantauan. Kita akan klasifikasikan jadi orang dalam pemantauan (ODP) atau pasien dalam pengawasan (PDP). Untuk anggota dewan sama perlakuan dengan masyarakat biasa, ada protapnya semua sama," imbuhnya.

Sayangnya Kadinkes tidak melaporkan berapa orang sudah yang masuk ODP maupun PDP, meski di daerah lain gugus tugas setempat memberikan info berkala kepada pers, sehingga masyarakat tetap dalam kewaspadaan.

Dua positif Corona di Kalteng, menurut Gubernur Kalteng memiliki riwayat perjalanan ke Bogor. Sedangkan info yang didapat pers, satu oknum pejabat di Pemkab Banjar disinyalir ada yang awal pekan tadi juga selesai dari Bogor dalam sebuah perjalanan dinas. Namun apakah yang bersangkutan sudah masuk ODP belum bisa diketahui, karena rapatnya informasi dari PSC maupun Gugus Tugas Kabupaten Banjar.

Sebagaimana diketahui, dampak kematian akibat virus Corona di Indonesia ternyata terparah dibandingkan dengan kematian akibat virus yang sama di dunia. Hal itu bisa terbaca dari prosentase kematian yang tercatat di situs resmi pemerintah di covid19.go.id.

Jika dunia secara keseluruhan yang terdampak ada 159 negara/kawasan dengan kasus terkontaminasi 244.525 dan angka kematian 10.031 berarti prosentase kematian mencapai 0,041. Sedangkan di Indonesia, hingga tengah hari Sabtu (21/3/2020), jumlah dilaporkan orang yang terinfeksi sebanyak 369 dengan angka kematian 32 orang berarti prosentasenya mencapai 0,087 atau lebih tinggi 0.046 dari angka kematian global.

Komentar