LONDON - Petenis Yunani Stefanos Tsitsipas seperti belum mau mengakhiri perang dingin atau persaingan panasnya dengan Daniil Medvedev (Rusia). Di hari kedua pelaksanaan ATP Finals di O2 Arena London, Selasa waktu Indonesia, Tsitsipas mengklaim bahwa kemenangan 7-6 (5) 6-4 dirinya atas Medvedev sebagai kemenangan ekstra.
Sudah menjadi rahasia umum, sejak Maret 2018, keduanya terlibat perang mulut dalam sebuah turnamen. Pertemuan keduanya pun akan selalu menjadi berita panas. Tsitsi (21) tentu sangat senang setelah berhasil menundukkan Medvedev (23) yang telah memenangkan 29 pertandingan dari 34 pertandingan terakhirnya di turnamen mayor.
"Itu berarti lebih dari sekadar ekstra," kata Tsitsipas kepada wartawan setelah kemenangannya. "Kimia kami jelas bukan yang terbaik." Keduanya tergabung di Grup Agassi.
Menurut Tsitsipas, persaingan mereka dimulai ketika Medvedev mengeluh kepada wasit karena dirinya tidak meminta maaf atas tembakan ke arah jaring kala pertandingan mereka di Miami Open. "Dia mulai mengatakan kepada saya bahwa apa yang saya lakukan adalah tidak sportif. Tetapi saya berusaha tidak memperhatikannya karena saya tahu itu hal yang disengaja," ujar Tsitsipas.
"Entah bagaimana itu mempengaruhi emosi saya, dan saya sempat menyesalinya, tetapi saat itu saya memang sedang frustasi," aku Tsitsipas.
Medvedev usai pertandingan mengakui bahwa yang terbaiklah yang akan memenangkan pertandingan. "Dia lebih baik hari ini, tapi saya merasa ada kehilangan beberapa hal," kata petenis Rusia kepada wartawan. "Ini membuat saya frustasi setelahnya. Tentu saja saya ingin menjadikannya head-to-head yang lebih besar, tapi memang seperti itu hasilnya," kilahnya. Medvedev telah memenangkan semua lima pertemuan dengan Tsitsipas sebelum pemuda Yunani akhirnya keluar sebagai pemenang 7-6 (7-5) 6-4 dalam pertemuan keenam mereka.
Pertandingan lain di Grup Agassi, Rafael Nadal, petenis nomor satu dunia justru mengukuhkan dirinya sebagai petenis hebat yang kurang beruntung di even ATP Finals, even terbesar setelah grand slam yang menghadirkan delapan petenis terbaik dunia.
Petenis Spanyol itu tidak pernah mengangkat trofi di even ini. Bahkan dalam pertandingan pembukanya, ia dipecundangi oleh petenis muda Jerman, Alexander Zverev 2-6 4-6. Keduanya meski berbeda generasi mempertontonkan kemampuan power yang luar biasa, sehingga menghibur ribuan penonton.
Namun, juara bertahan ini, sepertinya masih lebih tangguh dalam jual beli pukulan bertenaga, dan Nadal seperti kehabisan akal dan gas untuk sekadar memaksa Zverev bermain rubber set. (livescore.com)
Komentar