Kabupaten Banjar Jangan Sekadar Bergantung dari Tambang


MARTAPURA - Kabupaten Banjar dipandang memiliki potensi untuk berkembang lebih maju, dengan catatan para pemegang kebijakannya harus berani mengembangkan sektor lain di luar sektor pertambangan yang dikhawatirkan akan berdampak pada kerusakan lingkungan.


Edy Suryadi, politisi Partai Berkarya sekaligus pengamat, Senin (16/9/2019) menilai, Kabupaten Banjar sangat luar biasa, karena memiliki wilayah yang variatif potensinya. "Daerah ini sangat luar biasa. Dari ujung ke ujung berbeda-beda. Di tengahnya ada Kota Banjarbaru. Berbatasan dengan Kota Banjarmasin ada Kecamatan Kertak Hanyar dan Kecamatan Gambut. Kita harus melihat manfaat lahan-lahan sesuai fungsinya. Kecamatan Gambut dan Kecamatan Kertak Hanyar adalah kota penyangga Kota Banjarmasin sebagai kota perdagangan. Jadi sebagai kota yang berdekatan dengan laut, airport sekaligus kota bisnis dan perdagangan tentunya mendapat manfaat dalam hal ini," ujar Edy yang juga Ketua Kadin Kalsel ini.

Di sisi lain, lanjutnya, Kecamatan Martapura dan Kecamatan Astambul adalah daerah agamis jadi bisa dikembangkan menjadi kota wisata, perdagangan dan pendidikan bernuansa agamis sehingga pembangunan yang lebih ditonjolkan ialah mengembangkan sektor wisata religius, juga perdagangan dan pendidikan skala nasional bahkan internasional.

"Kalau Kecamatan Karang Intan dan Kecamatan Aranio harus digenjot sektor wisata alamnya sehingga lebih menarik. Sangat disayangkan kalau gunung-gunung dan sungai dihancurkan dan dijadikan lahan tambang batu gunung atau batubara yang terlalu kecil nilai PAD-nya buat daerah. Sementara daerah yang berbatasan dengan Tapin dan Kotabaru di pesisir kawasan Pegunungan Meratus dengan SDA yang melimpah harus lebih dijaga dan diawasi sehingga hasil industri SDA-nya bisa menjadi PAD yang bermanfaat buat pembangunan Kabupaten Banjar.  Jangan kerusakan saja yang didapatkan tapi tidak memanfaatkan SDA tersebut untuk kemaslahatan," tandas Edy.


Senada, Hermani Begman menyayangkan beberapa kepala daerah di Kalsel kurang memahami bahwa daerahnya punya potensi besar di luar sektor tambang. "Tapi, begitulah memang sulit, karena mereka terbiasa dengan sajian instan," kritik Hermani.

Komentar