Bungas Masih Kalah Selangkah Dibanding Banjarbaru



MARTAPURA - Setelah diluncurkan kemarin, Bus Angkutan Sekolah (Bungas) yang diprakarsai Dishub Banjar bekerjasama dengan Organda Banjar dan komite sekolah mulai berjalan melayani setidaknya lima sekolah di kawasan Martapura dan sekitarnya.


Sayangnya, dibanding saudaranya Banjarbaru, Kabupaten Banjar masih kalah selangkah, sebab di Banjarbaru selain menyasar anak-anak SMP, juga mengangkut pelajar SD sederajat. Sementara di Martapura baru sebatas remaja SMP, yakni SMP 1 Martapura, SMP 3 Martapura, Tsanawiyah Model Antasari, dan Tsanawiyah Hidayatullah. Rute juga baru dua, melalui Jl Menteri Empat, Veteran. Kemudian rute Jl Indrasari, Tunggul Irang dan sekitarnya.

Selain itu, di Banjarbaru, anak pelajar diantar-jemput secara gratis, sedangkan di Martapura masih berbayar, yakni Rp8.000/anak perhari. Pembayaran dilakukan orangtua, melalui komite sekolah masing-masing. "Kalau di Banjarbaru, angkutan pelajar gratis, dan pembiayaan bagi para sopir diambil dari dana daerah. Sehingga ini tidak membebani orangtua murid. Dan selain anak SMP, angkutan bisa mengangkut anak-anak SD," ujar Nahdi, warga Martapura yang kebetulan menjadi sopir angkutan pelajar gratis di Banjarbaru, Kamis (1/8/2019). Menurutnya, dalam hal gratis, maka Martapura masih kalah selangkah dibanding Banjarbaru.

Dikatakan, Kadishub Banjar, Aidil Basith, Memorandum of Understanding (MoU) antara pihak sekolah, sopir Bungas dari Organda, dan Dishub Banjar sudah dilakukan, karena dalam operasional, Bungas tidak dibiayai APBD. Bekerjasama dengan pemilik angkutan umum jenis mikrolet yang tergabung dalam Organda Kabupaten Banjar, operasional Bungas dibayar orangtua siswa yang diakomodir pihak komite sekolah sebesar Rp8.000/hari.

"Memang tidakgratis, karena ini sebuah inovasi di Kabupaten Banjar yang tentu harus berbeda dengan angkutan pelajar di sejumlah daerah lain yang sudah ada. Kebaikannya, pemilik angkutan umum yang tergabung dalam Organda terberdayakan. Begitu pun dengan nominal biaya yang harus dibayar, sesuai kesepakatan antara orang tua, komite sekolah dengan para sopir," jelas Basith yang merupakan satu kandidat Sekda Banjar.

Menurutnya, selain APBD tidak terbebani, sopir angkutan umum mendapatkan penghasilan, dan para orang tua tak perlu khawatir anak terlambat sekolah. Dengan Bungas pula diharapkan dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas. "Itulah mengapa program ini diluncurkan,” pungkas Aidil Basith, di sela-sela peresmian Bungas oleh Bupati Banjar H Khalilurrahman.

Komentar