Djokovic Juara Tunggal Putra Wimbledon


WIMBLEDON - Novak Djokovic melalui final Wimbledon epik yang terpanjang dalam sejarah, untuk mempertahankan gelar All England Club pada hari Minggu (14/7/2019) waktu Inggris. Menghadapi Roger Federer juara delapan kali yang sangat populer di Centre Court, Djokovic tidak pernah benar-benar menunjukkan performa terbaiknya tetapi masih memiliki energi dan keterampilan yang cukup untuk menang 7-6 (7-5) 1-6 7-6 (7-4) 4-6 13-12 (7-3).


Petenis nomor satu dunia itu beruntung memenangkan set pembuka meski gagal total pada set kedua, tetapi ia begitu tangguh di saat-saat tie-break. Kemenangan ketiga di Wimbledon atas Federer diamankan meskipun kembali hancur di set keempat. Di set kelima atau penentuan pada 12-12, dilakukan lagi tie-break bersejarah untuk kali pertama, dan Djokovic menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Federer, yang memang berhak menyandang predikat bintang tenis dunia setelah menyudahi Rafael Nadal di empat besar, telah berusaha menjadi juara tunggal grand slam tertua, tetapi sayangnya ia tidak mampu menyelesaikan poin di saat-saat genting. Djokovic kini telah memenangkan 33 dari 34 pertandingan grand slam terakhirnya dan empat dari lima gelar tunggal seperti itu, menjadikan kariernya sebagai penghasil 16 mahkota utama (grand slam).

Pada set kelima, meskipun voli Djokovic yang lurus menahan Federer dari break point lain, namun veteran itu akhirnya memimpin untuk pertama kalinya pada 8-7 ketika ia melakukan pukulan forehand dari garis pertahanan. Federer memiliki dua tembakan untuk merebut juara, namun entah bagaimana Djokovic terus saja bisa menyamakan skor hingga 12-12. Dan puncaknya, petenis Swiss itu menyerah dari petenis Serbia dalam tie-break atau setelah pertandingan epik berlangsung empat jam dan 57 menit.

Novak Djokovic menggambarkan kemenangannya itu seolah tak nyata, dan ia begitu mengapresiasi kehebatan lawannya itu yang mampu bermain meski sudah berjam-jam mengayunkan raket dan berlari.

"Saya pikir jika ini bukan final yang paling menarik dan menegangkan yang pernah saya ikuti, maka percayalah ini menjadi peringkat dua atau tiga teratas dalam karir saya," katanya. "Dan melawan salah satu pemain terhebat sepanjang masa, Roger, yang sangat saya hormati, adalah kehormatan besar bagi saya," ujar Djokovic diplomatis.

"Sayangnya, dalam pertandingan semacam ini, salah satu pemain ini harus kalah. Kami berdua memiliki peluang yang sama dan tidak realistis untuk kehilangan dua poin pertandingan. "Agak aneh bermain tie-break dari 12-12. Saya berharap saya bisa mencapai tie-break." Djokovic, yang kini memiliki 16 grand slam, mengatakan ia masih berharap untuk menyamai prestasi para saingannya. Di urutan pertama masih Federer dengan 20 grand slam, dan kedua Rafael Nadal dengan 18 gelar grand slam.

Komentar

Advertorial Post