Hadapi Penderita Asma, Kualitas Tenaga Medis Paru Ditingkatkan



MARTAPURA - Tenaga medis paru di Kabupaten Banjar ditingkatkan kualitas kemampuannya melalui Pelatihan Pengendalian Asma dan PPOK dengan Pendekatan Praktis Kesehatan Paru di FKTP. Pelatihan ini dibuka Sekda Banjar Ir Nasrun Syah, Rabu (18/7), direncanakan berlangsung selama empat hari di Dafam Hotel, Q Mall, Banjarbaru.



"Saya merasa bangga, karena kegiatan ini dilaksanakan langsung oleh Project Hope, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Bapelkes Kalsel, Dinkes Banjar serta insan kesehatan lainnya. Dan kita sebagai salah satu dari sedikit kota (Bantul dan satu kota di Sulsesl) yang dipercaya melaksanakannya," ucap Nasrun.

Nasrun berharap, tumbuh kesadaran masyarakat untuk tidak segan memeriksakan keluarganya yang terindikasi kena asma maupun sakit paru berkonsultasi dan berobat ke puskesmas maupun rumah sakit. Meski begitu, pelayanan kesehatan tentu saja memerlukan kapabilitas dan kualitas tenaga medisnya. "Sehingga pelatihan ini sangat penting, dan diharap semua peserta betul-betul mengikuti
dan memperhatikan secara seksama materi yang disampaikan oleh para narasumber," pesannya.

Direktur Project Hope, Susanti dalam paparannya mengatakan, dari asumsi nasional, diperkirakan 4,5 persen mengidap asma dan sakit paru. Jumlah tersebut tergolong besar. "Jika misal penduduk Kabupaten Banjar 600 ribu, maka 4,5 persennya diduga mengidap asma dan sakit paru. Hanya saja, dari survei UGM, 10 puskesmas di sini masih belum optimal untuk menangani asma dan sakit paru. Ini tentu berkaitan dengan ketersediaan tenaga medisnya juga kemampuan tenaga medis yang ada," bebernya.

Kadisnkes Banjar Ikhwansyah menambahkan, di Indonesia, asma dan sakit paru menempati peringkat tiga penyebab kematian. Maka dari itu, penyakit ini juga perlu mendapat perhatian serius agar bisa ditangani dengan lebih baik. Narsum yang memberi pelatihan diantaranya, dr Diyah Mutia dari Subdit PPKGI Kemenkes, dr Aliyah, dr Tasya, juga dr Isa (PDPI Kalsel) dan sebagainya. adi

Komentar