Desa Pembantanan Kurang Diperhatikan





MARTAPURA - 4.000 warga Desa Pembantanan, Kecamatan Sungai Tabuk merasa kurang diperhatikan oleh Pemkab Banjar. Pasalnya, sekian lama jembatan rusak yang ada di desanya, seolah dibiarkan saja tanpa upaya rehabilitasi. Dari gambar yang dikirim Senin (9/7), tampak sekali kalau kondisi jembatan memang sangat memprihatinkan.


Apriani, Pembakal Pembantanan, Kecamatan Sungai Tabuk mengaku gerah dengan keadaan jembatan yang ada di desanya. Padahal, keberadaan jembatan tersebut sangat penting untuk mobilisasi dan kelancaran warga, baik berurusan maupun untuk kegiatan ekonomi. Sayangnya, kondisi jembatan rusak tersebut sudah berlangsung cukup lama.

Dari gambar yang diterima wartawan, jembatan tersebut terbuat dari batang kayu dan berkonstruksi sederhana. Hanya saja, karena termakan usia, banyak bagiannya yang sudah rusak, bahkan berlobang, sehingga sangat berbahaya untuk dilewati. "Bahkan, ada dua warga kami yang meski sudah berhati-hati, harus tercebur," kisah Apri.

Dikatakan, jembatan ini merupakan akses satu-satunya bagi warga, sehingga berdampak negatif bagi pembangunan lainnya. Mengingat akses angkutan berat hanya lewat sungai, maka biaya melangsir material pun menjadi sangat mahal, bisa dua kali lipat, jika material diangkut lewat darat.

Jangankan jembatan, jalan desa di tempat mereka pun jauh dari kondisi beraspal, sebab pengerasan jalan pun hampir tak tersentuh. Pembakal Pembantanan, pun merasa masygul seolah-olah desanya dianaktirikan, jauh sekali dari kondisi jalan dan jembatan di perkotaan bahkan dengan desa lainnya.

Diakui Apri, kondisi tersebut sebenarnya sudah mereka adukan ke sejumlah wakil rakyat yang kebetulan berasal dari Dapil Sungai Tabuk. Namun, sepertinya respon dirasa masih lamban. "Saya sudah tak tahan dengan keluhan warga saya. Semoga liputan wartawan ini mampu menggugah para pejabat di sana," harapnya. adi

Komentar