MARTAPURA - Haul ke-212 Syaikh Muhammad Arsyad al Banjary atau lebih terkenal dengan sebutan Datu Kalampayan kali ini, Rabu (20/6/2018) lain dari tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun-tahun sebelumnya, jamaah haul berkisar 15.000-20.000-an, maka tahun ini setidaknya tembus 70.000 dan bahkan diduga mencapai 80.000. Ini tentu saja sangat luar biasa.
Fauzan Asniah, selaku perwakilan dzuriat Datu Kalampayan mengakui bahwa tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. "Ini merupakan anugrah Allah. Kami perkirakan setidaknya 70.000 yang hadir. Kita panitia sudah menyiapkan hidangan nasi samin untuk 80.000 hadirin," aku Fauzan.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor di hadapan jamaah, termasuk para habaib dan ulama, termasuk para pejabat seperti mantan Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin, Bupati Banjar H Khalilurrahman, Bupati Tanbu Mardani Maming, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, Sekda Riau Ahmad Muzizi dan lain-lain mengakui kalau tahun ini terlihat tidak seperti biasanya.
"Saya lihat, antusias jamaah sangat luar biasa. Meskipun hujan, namun jamaah tetap khidmat menghadiri haulan Datu Kalampayan. Dan jamaah pun lebih banyak ketimbang tahun-tahun sebelumnya," ujar Sahbirin.
Meskipun demikian, Sahbirin mengajak hadirin untuk meneladani akhlak Datu Kalampayan, sehingga semua memperoleh keberkahan dari Allah dengan berkat mengagumi dan meneladani
Datu Kalampayan. "Kita patut bersyukur bahwa sampai saat ini, Kalsel tidak kekurangan ulama-ulama besar yang merupakan dzuriat Datu Kalampayan," bebernya.
Sementara itu, Sekda Riau Ahmad Muzizi mengatakan bahwa sebagian penduduk di Riau, seperti di Sapat, Tambilahan, Indragiri Hilir dan lainnya banyak warga Banjar dan bahkan sebagian adalah keturunan Datu Kalampayan dari jalur Syaikh Abdurrahman Siddiq. "Alhamdulillah, saya waktu diangkat menjadi Sekda Riau juga setelah dipertimbangkan oleh pejabat berwenang karena masih dzuriat Datu Kalampayan, dengan harapan Riau menjadi lebih baik," ujar pejabat yang neneknya masih dzuriat Syaikh Abdurrahman Siddiq.
Pada kesempatan itu dibacakan juga manakib Datu Kalampayan yang disampaikan KH Ahmadi Hamid. Salah satu kelebihan datu Kalampayan semasa kecil adalah perangainya yang santun,
bakti kepada orang tua, jujur dan sanghat cerdas. Itulah yang membuat Sultan Tahmidillah II dari Kesultanan Banjar kepincut untuk mengasuh Arsyad bin Abdullah kecil ke istana di Keraton, Martapura. Seorang menteri Kesultanan Banjar memergoki Arsyad kecil tidur dengan badan terangkat satu hasta dari pembaringan. Sultan pun ketika Arsyad dewasa memberangkatkannya ke Mekkah dan Madinah untuk naik haji sekaligus menuntut ilmu agama dari para ulama terkemuka di Tanah Suci, termasuk berguru ke Syaikh Muhammad Semman al Madany.
Sebelum berangkat, pemuda Arsyad dinikahkan dengan putri istana, yakni Tuan Bajut. Datu Kalampayan mengaji dan memperdalam ilmu agama di luar negeri selama 30 tahun.
Sepulangnya ke Martapura, Sultan memberikan tanah perwatasan di Dalam Pagar demi Datu Kalampayan menyebarkan ilmu agamanya. Ia juga diangkat sebagai Mufti Kesultanan Banjar.
Setelah beranak pinak yang banyak dan kebanyakan menjadi ulama juga, serta banyak mengarang kitab tentang fiqih, tauhid dan tasawuf, beliau kembali ke hariban Allah SWT 6 Syawal 1227 atau tahun 1812. Pembacaan yasin, tahlil dan doa dipimpin KH Wildan Salman. adi
Komentar