Dirut Raza Bantah Tudingan

MARTAPURA - Polemik alat-alat kesehatan di RSUD Ratu Zalecha Martapura bermula dari dengar pendapat di Komisi IV DPRD Banjar. Ada sebagian dokter yang merupakan staf 
medis fungsional (SMF) Raza menginfokan kalau pengadaan alat tidak sesuai permintaan user. Hal itu langsung dibantah oleh Plt Dirut RSUD Raza dr Eko Subiyanto, Kamis (17/5/2018). 

"Semua alat-alat kesehatan yang diadakan oleh Dinkes Provinsi Kalsel senilai Rp21 miliar itu sudah sesuai sebagaimana apa yang diinginkan user dalam hal ini dokter. 

Manajemen membantu mengkomunikasikan apa-apa yang diperlukan SMF (dokter)," ujarnya. Hal itu juga dibenarkan oleh staf yang membantu pengadaan, dr Asep dan Furqon. 

"Pihak provinsi memiliki anggaran, dan kita dipersilakan mengemukakan alkes apa saja yang diperlukan. Kita selalu komunikasikan terkait keperluan alat itu, dengan 
dokter yang bakal menggunakan alat dan juga kepada pihak provinsi selaku pelaksana pengadaan," ujar Asep.

Eko menambahkan, apa yang dikemukakan di dalam rapat dengar pendapat di Komisi IV DPRD Banjar itu menurutnya, wajar saja, sebab di antara anak buahnya, tentu ada yang 
kurang suka. "Jadi tidak benar, kalau alkes yang datang ini tak sesuai standar, apalagi mangkrak. Bisa saya pastikan 98 sekian persen, sudah sesuai pesanan dan kemauan user. Alat CT Scan (merk Siemens) yang senilai Rp11 miliar juga bisa difungsikan. Perlu diketahui, nilai Rp21 miliar itu, semua dana dan pembeliannya dari provinsi. 

Kita hanya menerima saja. Dan banyak alat yang didatangkan, selain CT Scan yang paling mahal, seperti endoscopy, bronchoscopy dan lain-lain. Yang berbeda pada 
permintaan user hanya merk, sedangkan spec semua terpenuhi," terangnya.

Selain itu, ada pengadaan yang berasal dari DAK Pusat yang oleh manajemen dibelikan CT Anm senilai Rp1,6 miliar. Alat ini tidak mangkrak dan pasti akan digunakan, setelah pelatihan bagi pemakai selesai dilaksanakan dalam waktu dekat. Adapun ruangannya mesti khusus dan masih dalam tahap renovasi. "Sementara alat ini dititipkan di 
bagian radiologi karena suhunya pendinginnya sesuai," terangnya.

Sementara itu, Waket Komisi IV DPRD Banjar, Khairuddin mengakui adanya pertemuan pihaknya dengan SMF Raza. Hanya saja, Khairuddin mengatakan bahwa masalah hanya ada pada standar tempat alat CT Scan dan alat lainnya saja. "Misal, ruangan untuk alat canggih dan mahal itu harus memiliki suhu yang sesuai. Juga keberadaannya jangan 
sampai jauh dari dokter yang berkepentingan. Nah, itu yang coba kita carikan solusinya," jelas Khairuddin, politisi Gerindra ini.

Diakuinya ada sebagian dokter yang mengatakan bahwa alkes itu sebagian ada yang tak sesuai keinginan user, hanya saja Khairuddin berharap, apa yang sudah ada bisa dioptimalkan demi pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat. adi

Komentar