Kedatangan Jokowi di Haul ke-13 Guru Sekumpul Membuat Perdebatan



MARTAPURA - Pada Haul ke-13 Syaikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul ada pro dan kontra soal kedatangan Presiden Jokowi, karena pengamanan oleh paspampres dikhawatirkan akan membuat sebagian jamaah merasa tidak nyaman. Sejumlah postingan di medsos bahkan mempertanyakan pintu detector yang dipajang di jalan utama masuk Mushalla Ar Raudhah. Selain itu, mobil panser berisi belasan tentara bersenjata lengkap juga mengundang pro dan kontra jamaah.



Dari pengamatan, postingan yang cukup kritis disampaikan akun Ilmi Fadillah. Ia mempertanyakan apakah memang diperlukan pengamanan yang demikian. Memang ada beragam tanggapan, namun kebanyakan menyayangkan. Misal Iemach Zahwa Rantau mengatakan, "Sedih ih mliat, walau kd bisa berhadir kesana tahun in , tahun tdhey rasa kdd nang keni... mudhn buhan tuan rumh / tutuha d sna bisa mengatasi nya, seharus nya pa presiden dtng seperti jamaah biasa saja, kacian jamaah nang niat hndk k'lingkungan langgat ar raudah merasa tak tenang."

Kemudian Balya Al Munawarah menulis, "takut amat tuh presiden mati, biyar di jaga tentara sebanyak buih dilautan kalau detik itu,menit itu,jam itu dan hari itu sudah allah tetapkan kematianya. mau apa lagi." Ayman Ramadhan juga mengatakan, "Ummaaayy...jgn ky itu pank..kita ni murni jamaah guru sekumpul."

Abunawas Udin menambahkan, "bah haulan guru maka salang kayatu astagfirullah.. mun takutan kd b pengaman kada usah tulak." Ishar Supriadi bahkan menimpali, "Mengalihi wara...."

Abu Hanif Budi menulis, "Panitia akhirnya tunduk juga...Kapolres martapura pun tdk bisa menolak krn tugas negara....miris banar....cukup tahun besok dia memimpin krn rakyat sdh banyak yg pintar...."

Meski begitu, ada juga beberapa yang tetap tidak terpengaruh meski akan ada pengamanan ketat saat haulan. Misal Jamilah Milah mengatakan, "Kira kira kdd png niatan jkowi kytu ...bhn aparat ny hnya mnjlnkn tugas negara biar presiden kta nmr 7 ne rasa tnng dlm beribdah."

Fauzan Asniah satu relawan mengakui kalau sebelumnya ada musyawarah yang melibatkan pihak Sekumpul dengan TNI, Polri terkait rencana kedatangan Presiden Jokowi. Diterangkan aparat bahwa kemungkinan adanya pintu detector memang sudah prosedur tetap pengamanan presiden. "Sempat saya sampaikan bahwa hal itu yang membuat sebagian jamaah tidak nyaman. Berkaca pada pengalaman shalat Idul Adha beberapa tahun lalu di Masjid Agung Al Karomah, banyak jamaah yang terpaksa telat shalat karena harus melalui pemeriksaan. Yang saya jadi sedih, ada jamaah yang mungkin karena kesal sampai melontarkan kalimat yang kurang pantas," ucapnya. (Dicatat 24 Maret 2018)

Komentar