Dishut Temukan Meranti Raksasa di Kahung Kecil


MARTAPURA - Di saat hari libur, Minggu (24/12), Dinas Kehutanan Kalsel kembali melakukan aksi ekspedisi Ke Kahung Kecil Desa Belangian, Kabupaten Banjar. Para rimbawan tak bosan untuk menyelusuri satu persatu objek yang merupakan bagian dari 112 ribu Ha wilayah Tahura Sultan Adam. Bahkan, mereka menemukan meranti raksasa di sana.


Road trip kali ini sangat berbeda dari perjalanan sebelumnya, karena Kepala Dinas Kehutanan Dr Hanif Faisol Nurofiq didampingi Sekdin Rahmaddin MY hanya didampingi beberapa orang termasuk Polhut. Hanif menyatakan bahwa Kahung Explore One Day ini merupakan kegiatan ekspedisi ke Kahung Kecil yang belum pernah atau jarang terjamah oleh masyarakat umum. Selama melakukan perjalanan ke Kahung Kecil mereka harus melalui hutan belantara dan harus merintis semak belukar untuk menuju lokasi.

"Saat melakukan perjalanan, kami menemukan banyak sekali menemukan flora dan fauna yang bisa dikatakan unik dan hampir punah. Terdapat jenis jamur liar yang tumbuh pada permukaan hutan ataupun batang pohon yang mati karena tumbang. Selain itu juga ada anggrek hutan khas Kalimantan yang juga tumbuh pada pohon-pohon tang tinggi membentang. Ada juga tumbuhan sarang semut yang tumbuh menempel pada pohon. Tumbuhan sarang semut dari jenis Myrmecodia Tuberosa batangnya yang membesar menyerupai umbi ternyata menjadi salah satu obat herbal yang ampuh, yakni untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit secara alami dan aman," jelas Hanif.

"Ke depan Kahung akan kita eksplor terus-meneru, apalagi baru-baru ini Prof Dr Thrishanta Nanayakkara ICL, dari Inggris juga sudah ke Kahung untuk menyiapkn project robotic system," bebernya.

Saat ditanya tentang gangguan keamanan hutan, ia menyampaikan bahwa pihaknya telah punya Masyarakat Mitra Polhut (MMP) yang tak pernah takut ataupun khawatir untuk berpetualang ke Lembah Kahung. Rencananya 2018 Lembah Kahung akan menjadi Geopark Provinsi Kalsel dan akan ada beberapa fasilitas yang diperbaiki, juga ada penambahan shelter untuk menuju Shelter Tiga/ Shelter Cemara. Jalur untuk para pendaki juga skan degera dimantapkan agar pendaki awam pun juga tetap bisa melakuan pendakian dan merasakan sensasinya Lembah Kahung.

"Perjalanan kita dengan melewati pegunungan pada samping Air Terjun Kahung Kecil, juga harus melalui dua pegunungan yang tembus ke Air Terjun Kahung Besar sangat luar biasa. Hal ini dikarenakan berbagai jenis pohon binuang dan pohon belangiran. Selain itu terdapat pohon meranti raksasa yang diameternya hampir sama dengan tiga  pelukan orang dewasa," jelas Hanif takjub.

Shorea adalah nama marga beranggotakan sekitar 194 spesies, terutama berupa pohon penghuni hutan tropika, dari suku Dipterocarpaceae. Di samping itu, pohon ini menghasilkan resin yang disebut damar dari berbagai kualitas. Salah satu yang terbaik kualitasnya adalah damar mata kucing. Damar terutama digunakan dalam industri pernis dan cat, serta untuk pengolahan kimiawi lainnya.

Beberapa spesies Shorea menghasilkan tengkawang, yakni buah meranti-merantian yang besar dan berlemak. Setelah disalai agar awet, biji tengkawang dikempa untuk mengeluarkan minyaknya yang berharga tinggi. Minyak tengkawang digunakan dalam industri kosmetika dan makanan. Biji Shorea mengandung lemak yang lumayan (40-60 %) dan protein yang banyak (5-6 %). Dalam industri makanan, ia dipergunakan untuk menggantikan mentega coklat (cocoa butter). Selain itu pula, Shorea/tengkawang ini juga bahan untuk membuat sabun, dan obat-obatan. Diimpor ke Inggris, Belanda, dan Jepang dengan nama illipe nut. "Harapan kita, semoga para pengunjung tetap menjaga
kelastrian hutan dengan menjaga hutan dan tidak menulis atau merusak pohon yang ada," tutupnya. adi

Komentar